"Bagaimana?" Nanda bertanya saat Dirga kembali dari apartemen Caroline. Begitupun dengan Tomi yang baru selesai meraba seluruh pakaian Dirga.
"Besar," jawab Dirga dengan polos.
Mendadak lengan Dirga mendapat pukulan dari keduanya. Santai sekali Dirga menjawab seperti itu. Apalagi yang mereka maksud dengan yang Dirga pikirkan sangatlah berbeda. "Sialan, bukan dadanya yang aku maksud. Tapi file itu," ucap Nanda lagi.
Sembari mengelus dua lengannya yang baru saja dipukul, Dirga kembali membalas ucapan Nanda. "Kukira kalian membicarakan dadanya," jeda Dirga yang mengambil nafas panjang. "Tidak ada. Aku rasa mustahil juga jika dia menyembunyikan dipakaian yang dia pakai. Bisa saja dia taruh ditempat yang sulit untuk kita temui," jawabnya dengan logika.
Benar juga apa yang diucapkan Dirga—batin Nanda.