Melihat Chika yang berlari, membuat kaki Dirga ingin menyusul kemana Chika pergi. Sayangnya, pergelangan tangan kiri Dirga sudah lebih dulu ditarik oleh Caroline. Dirga tak bisa bergerak. Sial, Dirga ingin sekali mengumpat. Tapi, dia sadar, Caroline tetaplah seorang wanita.
"Lepaskan!" Dirga menghempaskan tangannya dari pegangan Caroline. "Aku ingin mengejar gadisku," Dia berlari berniat menyusul Chika.
Seluruh lorong dilantai itu sudah ia lewati. Tapi dia tak menemukan presensi Chika. Tidak mungkin gadis itu berlari sangat cepat tanpa meninggalkan jejak. Dirga frustasi, dia menjambak rambutnya kasar. Jantungnya tak tenang. Bodoh sekali dia, dia yang berniat untuk menyudahi hubungan bersama Caroline, tapi malah sekarang dia kehilangan gadis yang lebih dulu ia sukai sebelum hubungannya berakhir dengan manajernya.
