Wiga duduk di kursi ayunan Balkonnya dengan melamun melihat awan hitam malam ini. Cuaca sedang dingin dan ada begitu banyak bintang yang bersinar cerah malam ini.
"Buns, apa bunda di sana baik-baik saja?" ucap Wiga dengan menatap satu bintang cukup sedang bersinar terang di samping bulan.
"Bund, Gara pikir dengan terus di samping ayah dan melindungi Ayah membuat Ayah berpikir jika Gara tidak butuh siapapun selain ayah,"
"Tapi ayah enggak mau tahu bund, ayah menikah dengan wanita yang membuat bunda pergi meninggalkan Wiga sendirian di bumi ini," Wiga memeluk tubuhnya sendiri dengan tangannya. Air matanya mulai mengalir sedikit-sedikit dan sangat pelan.
"Gara sangat merindukan bunda, tidak ada satu wanita dewasapun yang bisa menggantikan bunda di sisi ayah dan di hati Gara," Wiga mengangkat satu tangannya meletakannya ke atas dahinya.