"Padahal sudah gue bilang, kalau dia ada hanya untuk membuat kita menjadi sengsara," celetuk Ferdi, adik Ferdan yang menatap Wiga dengan tatapan benci tidak suka.
"Fendi, diamlah," intrupsi Ferdan pada adiknya agar tidak terlalu banyak bicara soal apapun. "Kalau dia ada hanya membuat membelikan kita rumah, gue bisa aja marah setengah mati ke dia," Wiga melirik adik temannya dengan tatapan lucu, dia tertawa dan sangat prihatin dengan ini.
"Maaf gue belum membantu," ucap Wiga membuat Ferdan merasa jika dia sangat tidak enak hati dengan Wiga bmyang bahkan sudah dianggapnya kakak olehnya.
"Maaf, dia (menujuk Fendi) memang masih terlalu kecil untuk paham dan mengerti bahagimana kerasnya dunia pekerjaan dan membantu," Wiga menganggukan kepalanya pelan dan tidak mempermasalahkannya.
"Gue tahu, gue bisa melihatnya," jawab Wiga memahami karena mereka bahkan hanya tinggal di satu kotak beemeter kecil untuk tiga orang pria dewasa.
