"Keluar dari ruangan dan kantor gue," minta Sana walaupun sebenarnya dia sangat lelah dan kesal mengatakan yang sebenarnya.
"Kenapa? Gue datang sebagai tamu, dan tamu adalah raja," jawab Devan yang sama sekali tidak merubah arah matanya dan wajahnya yang melihat Sana dengan tatapan memuja lagi.
"Bangsat, keluar dari ruangan gue," kesal Sana hampir membentak Devan yang keterlaluan santai di depan wajahnya dan mengulum senyumnya tanpa sedikit merasa curiga atau yang lainnya.
"Jadikan gue yang ke tiga," minta Devan dengan wajah tersenyumnya tanpa meluntur sedikitpun. "Tarik ucapan lo," jawab Sana tidak sama sekali senang mendengarnnya.
"Kenapa? Gue suka dan senang mendengarnya," sahut Devan menolaknya secara terang-terangan. "Gue benci walaupun hanya mendengarnya, jangan berusaha membuat gue prihatin, memberi lo kesempatan dan belas kasihan," Devan tersenyum tipis sedikit, dia membasahi bibirnya sangat percaya dengan ucapan mantan pacarnya kali ini.