"Apa Sadewa memberimu izin?" tanya Sana melalui sambungan telefon, Wiga menghela nafasnya berat. "Belum," jawab Wiga sedikit berat. "Jangan memaksanya," ucap Sana serius.
"Lagipun, kalau memang dia tidak ingin dilangkahi, jangan bertunangan dulu," ucap Sana mengatakannya dengan sangat santai dan sok bijak. "Kamu yang memintaku untuk meminta izin pada Sadewa dan mempercepat acara tunangannya,"
"Dan kamu yang mengatakan seperti ini padaku dengan sangat santai?" Wiga seperti sedikit miris mendengarnya. "Kamu berlebihan," sahut Sana tidak nyaman.
"Ada masa dimana memang aku sedikit labil dan aku lelah," sambungnya lagi membjat Wiga memutar bola matanya malas. "Kalau kamu tahu acara pertunangan masih bisa dilakukan kapan saja dan dimana nanti. Kenapa kamu menanyakan Sadewa memberi izin padaku atau tidak?" Sana terdiam, dia lelah dan sedikit merasa kalau dia bersalah.
"Maafkan aku,"