"Apa yang membuat lo terus memaksa gue?" tanya Wiga yang sudha sangat malas pada Sana yang terus mengikutinya dimana dia berada dan kemana dia pergi.
"Gue sayang dan tulus melakukannya," Wiga tersenyum tipis. "Apa lo menyadari kesalahan lo?" Sana menganggukan kepalanya sedikit.
"Sadewa sangat diluar dugaan," Wiga terkekeh. "Lo terkejut?" Sana menganggukan kepalanya pelan. "Sangat, Salsha keras kepala. Gue enggak tahu harus seberapa memperjuangkan lo, hanya saja gue percaya dan tahu kalau lo adalah satu-satunya yang harus diperjuangkan," Wiga sedikit tersenyum tipis.
"Apa yang akan lo lakukan kalau gue menerima hubungan ini kembali?"
Pertanyaan mendadak dari Wiga membuat Sana sangat tidak bisa mengendalikan mimik wajahnya sama sekali. "Gue enggak tahu," Wiga tersenyum miring.
"Apa yang akan membuat lo paham kalau menolong itu perlu dari pada egois?" tanya Wiga membuat Sana sedikit terdiam.