Chereads / Bukan Mawar Biasa / Chapter 9 - Nayla #9

Chapter 9 - Nayla #9

Di dalam kamar, Nayla menggenggam erat ponsel yang menempel di kupingnya. "Bunda...." suara Nayla terdengar serak menahan tangis. "Nay kangen banget sama Bunda".

"Bunda juga kangen sama Nayla. InsyaAllah libur akhir tahun Ayah sama Bunda main ke rumah Budhe. Bunda kangen"

Nayla makin menahan tangis dengan menutup mulut menggunakan tangan kirinya. Ternyata lebih sesak ketika dianggap orang asing oleh keluarga dibanding putus cinta.

Selesai telepon dengan Bunda, Nayla mendengar ketukan pintu dari luar.

Budhe mengetuk pintu pelan dan bertanya "Nay,  belum tidur? Ini Budhe sayang"

"Masuk aja Budhe!"

Budhe membuka pintu kemudian duduk disofa "Budhe mau ngasih tahu besok ada acara kondangan keluarga. Nay mau ikut ndak?"

"Siapa yang nikah Budhe?"

"Anaknya tante Mira. Yang punya toko kue lapis khas Surabaya itu loh Nay. Besok orang rumah ikut semua"

"Oya Nay lupa bilang sama Budhe. Nay mulai minggu ini udah gabung di Ferlita dance. Sanggar tari modern Budhe. Dan mulai besok Nay udah latihan. Gimana Budhe?"

"Owalah iya Budhe denger Nay pinter nari. Yo wes terserah Nay aja besok gimana. Kalau ndak ikut ndak papa. Tapi mungkin Budhe pulangnya malem"

"Ndakpapa Budhe. Nay latihan sampai sore kok"

Setelah selesai bicara sama Budhe. Nayla langsung tidur. Nayla tahu Budhe tidak sepenuhnya menginginkan Nayla turut serta dalam acara kondangan keluarga tersebut. Nayla cukup sadar diri untuk masalah ini.

...

Gina dan Reyza sedang sarapan berdua. Nayla sudah berangkat pagi sekali. Alasannya belum mengerjakan tugas makalah. Padahal Nayla satu jurusan sama Gina.

"Nayla kalau menghindar itu ndak pinter yo mas. Pakai alasan tugas. Dia lupa satu jurusan sama aku" Gina tertawa mengejek.

"Biarin aja. Mungkin emang Mawar ada urusan" jawab Reyza datar.

Gina mencibirkan mulutnya "Mas Eja ki sekarang lebih sering belain Nayla daripada aku. Aku kan adik kandung Mas Eja.... Auwwwww!!!". Gina mendapat pukulan sendok ringan dari Barata yang datang tiba-tiba. "Papah jahat ihhhh" seru Gina.

"Ndak usah ngomong masalah saudara kandung. Kalian tahu harus jaga perasaan siapa" peringatan sang Papa.

"Males banget sih semenjak ada Nayla jadi ndak asik di rumah ini" Gina membanting sendok dengan sedikit kasar. Dan bergegas berangkat kuliah menggunakan motor maticnya.

"Ginaaaaaa!!!!!" ucap Barata dan Reyza bersama.

Sekarang tinggal dua lelaki yang ada di meja makan. "Kamu harus bisa jagain adik-adik kamu Ja!" nasihat Barata.

"Adik aku cuma satu Pah" tegas Reyza

"Eja... Papah udah bilang jangan membahas status keluarga. Bagaimanapun Nayla tetap anak Bulik Tantri. Nanti Bulik sedih kalau tahu anaknya ndak dianggap. Ingat kan sama pesan Bulik?"

Reyza meneguk air putih yang tersisa dan tidak menjawab pertanyaan Barata. Bagi Reyza, adiknya cuma satu yaitu Gina. Adik yang paling dimanja dan disayangi. Tidak ada adik yang lain.

Saat Reyza masuk mobil, dia membuka ponselnya, ada foto Nayla yang dijadikan wallpaper. Foto Nayla saat menanam bunga Mawar merah. Terlihat begitu mempesona dimata Reyza. "Kamu bukan adikku. Karena ndak mungkin aku mencintai adikku sendiri" Reyza berbicara dan mengelus ponselnya sendiri.

Mungkin ini kesalahan. Kesalahan yang begitu Indah. Kesalahan yang belum bisa Reyza perbaiki. Entah sampai kapan kesalahan ini akan berakhir. Reyza masih menikmati kesalahan yang Indah ini. "Mawar, Mawarku yang malang" Gumam Reyza sambil tersenyum kemudian melajukan mobilnya menuju kampus.

***

Dalam sebuah ruangan penuh cermin terdengar alunan lagu 'solo' dari Jennie Blackpink. Nayla bergerak lincah mengcover dance lagunya Jennie. Nayla menikmati setiap gerakan dan lirik lagu tersebut. Karena sangat sesuai dengan hati yang sepi namun bukan berarti kesepian.

Used to be your girl

Now I'm used to being the GOAT

You're sittin' on your feelings

I'm sittin' on my throne

I ain't got no time for the troubles in your eyes

This time I'm only lookin' at me, myself and I

(I'm goin' solo)

Nayla akan berjuang sendiri mulai sekarang. Dan sendiri seperti sekarang ini adalah yang terbaik. Masa depan masih bisa diraih dengan bahagia. Nayla yakin akan kebahagiaan itu. Meski entah kapan bahagia yang sempurna tercapai.

Ferlita menghentikan musik ketika Nayla duduk sebelum menyelesaikan tariannya. "Kenapa Nay? Belum hilang juga penatnya? Tarianmu Bagus loh"

Nayla mengangkat kepalanya yang tadi tertunduk. "Maaf kak Lita. Nayla jadi merepotkan"

"Nggak masalah. Kamu emang sengaja ambil kelas privat karena ingin menghilangkan penat kan? Nikmati aja. Gapapa kok. Kalau udah reda marahnya, kapan-kapan gabung sama yang lain. Kita cover dance yang lagi hits bareng-bareng. Biar kamu juga kenal anggota sanggar yang lain".

"Makasih banyak kak Lita. Nay emang cuma bisa melampiaskan emosi dengan tarian" Nayla bernapas dengan tidak teratur karena terlalu lelah. Nayla sudah menarikan empat lagu. Dan itu tarian dengan tempo yang cepat semua.

Ferlita menepuk pundak Nayla "Kamu bakal jadi penari hebat suatu saat Nay".

"Nay ndak niat jadi penari kak. Nay hanya suka menari aja"

"Terserah kamu aja Nay. Kakak nggak bakal nolak kalau kamu berubah pikiran" Ferlita hanya tersenyum melihat keadaan Nayla.

Nayla pulang ke rumah Budhe sehabis maghrib. Dan orang rumah belum ada yang pulang. Nayla makan sendiri malam ini.

.....

Acara kondangan keluarga yang dihadiri Keluarga Barata sudah mulai masuk acara makan-makan. Dan sekarang ada empat anak muda yang duduk bersama di meja bundar. Ada Reyza, Dimas, Laura, dan Gina. Orang tua mereka berteman. Jadi tidak heran mereka kumpul dalam acara tersebut.

"Bukannya mbak Desi seumuran sama Mas Eja ya? Kok udah nikah duluan?" tanya Gina ditengah jamuan makan.

"Kan cewek ndak papa nikah duluan. Yang penting cowoknya udah mapan" jawab Reyza datar.

"Kan mbak Desi udah selesai kuliahnya Gin. Percepatan" Laura membantu Reyza menjawab pertanyaan Gina.

"Mas Eja sama Laura udah cocok deh. Kalau jawab suka nyambung. Iya nggak mas Dim?" Gina melirik Dimas yang sedang sibuk makan steak.

"Iya udah cocok banget. Semoga jodoh ya" Dimas tersenyum dan melirik Reyza.

Laura tersenyum malu "apa apaan sih. Kan aku jawab setahu aku" Laura mencoba menutupi wajah merahnya karena malu.

"Aku nikahnya nunggu bikin perusahaan sendiri. Masih lama. Sekarang belum mikir masalah itu" tegas Reyza sambil menatap Dimas.

"Laura bakal Setia menunggu kok mas. Auwwwww!!!" Gina mendapat cubitan dari Laura.

"Gina kalau becanda suka lucu. Maaf Mas Eja, jangan dengerin Gina" ucap Laura yang semakin merah mukanya.

"Berarti kamu nggak mau nunggu mas Eja?" tanya Gina dengan polos dan membuat semua tertawa geli. Gina membuat Laura panas.

Dimas meneguk jus nya kemudian menunjukkan wajah yang tersenyum dan serius. "Setelah lulus, aku udah siap melamar seseorang" Dimas menatap Reyza tajam.

"Siapa????" tanya Laura dan Gina serempak. Dan Reyza hanya membalas tatapan Dimas dengan lebih tajam.

***

T. B. C.