Chereads / Bukan Mawar Biasa / Chapter 12 - Nayla #12

Chapter 12 - Nayla #12

Malam yang dingin namun begitu hangat ketika Reyza menggenggam erat tangan Nayla yang beku. Ternyata Reyza membawa Nayla camping bersama teman-teman satu hobinya. Reyza merindukan masa-masa naik gunung. Namun kali ini mereka hanya camping di daerah perbukitan yang tidak jauh dari kota. Tidak lebih dari sepuluh dome yang ada, namun tidak membuat keadaan sepi. Mereka membuat api unggun kecil dan beberapa dari mereka bermain musik menggunakan gitar. Suasana baru yang Nayla rasakan. Ternyata camping sangat menyenangkan, ini pengalaman pertama Nayla.

"Nayla pacarnya Eja apa adeknya sih? Kok aku nggak tahu sama sekali" tanya Rudi, salah satu teman Reyza.

"Kepoooo kamu" jawab salah satu teman Reyza yang lain, yaitu Dodo.

Reyza hanya tersenyum, tidak merespon candaan teman-temannya. Reyza fokus menghangatkan tubuh Nayla yang menggigil. Nayla belum terbiasa hidup di alam seperti ini. Dan salah Reyza mereka tidak mempersiapkan semua dari awal. Ini ide gila Reyza yang mendadak mengajak Nayla dan teman-temannya camping bersama.

"Masih kedinginan?" tanya Reyza yang berada di belakang Nayla memeluk erat tubuh Nayla yang menggigil. Suasana yang sangat canggung untuk Nayla.

"Udah ndak terlalu. Mas Rey ndak kedinginan? Jaketnya dipakai Nay"

"Mas udah biasa kaya gini di gunung"

"Mas ngapain bawa Nay camping kesini. Padahal besok hari Senin. Nay ada kuliah pagi."

"Sebelum subuh kita udah balik kok. Nikmati aja malam ini. Kamu ndak pernah camping kaya gini kan?"

Nayla menggelengkan kepala, namun gerakannya membuat Reyza seolah mencium pipi kanan Nayla. Saat hal itu terjadi Nayla sangat terkejut dan diam sesaat. Posisi saat ini Nayla diam menoleh ke arah kanan. Dan Reyza pun diam saat bibirnya menyentuh pipi Nayla yang dingin. Mereka hanya diam membeku sesaat. Seperti sebuah video yang di pause adegan ini berlangsung beberapa detik.

Setelah sadar, Nayla mengalihkan pandangan ke depan lagi. "Maaf mas"

Reyza tersenyum. "Minta maaf kenapa?"

Nayla tidak menjawab malah mengajukan pertanyaan. "Ntar Nay tidur di dome yang mana mas?"

"Kamu satu dome sama mas"

"Apa?"

.......

Setelah sholat subuh, Nayla dan Reyza pulang ke rumah. Dalam perjalanan Nayla memejamkan mata. Dia sangat lelah, semalaman tidak bisa tidur karena harus satu dome dengan Reyza. Mereka memang tidak berbuat hal yang negatif. Hanya saja Nayla merasa aneh dengan sikap Reyza. Sepanjang malam Reyza memeluk dan menggenggam erat tangan Nayla. Itu semua Reyza lakukan agar Nayla tidak kedinginan. Namun Nayla tetap merasa hal itu sangat aneh. Karena membuat jantung Nayla berdetak lebih cepat.

"Mas Rey semalam udah ijin sama Budhe?" Nayla tetiba ingat dengan Budhe Rintang.

"Lupa"

"Mas Rey!!!!" Nayla sungguh jengkel mendengar jawaban Rey.

Reyza hanya tersenyum melihatnya. "Ndak usah panik begitu Mawar sayang."

Nayla langsung membelalakkan mata. "Mas Rey kenapa ndak telepon Budhe dulu. Ntar Budhe khawatir gimana?"

Tanpa sadar, mobil sudah masuk garasi rumah Barata. Nayla sungguh takut keluar dari mobil. Dia tidak tahu harus bilang apa sama Budhe Rintang.

Reyza membuka seatbelt nya dan menoleh ke arah Nayla yang sedang panik. Mukanya merah membuat siapa saja yang melihatnya gemas. Sungguh Reyza ingin sekali mencubit pipinya yang chubby.

Akhirnya Reyza melepaskan seatbelt Nayla yang masih duduk terdiam. Reyza membelai kepala Nayla yang masih tertutup jilbab. Menariknya hingga mendekat dan mengecup kening Nayla dengan penuh perasaan. "Kamu ndak usah panik. Biar Mas aja yang ngasih tahu Mamah. Ayo turun!"

Nayla membulatkan mulutnya dengan semua perlakuan Reyza. Apa benar ini kakak sepupunya?

***

Nayla hanya melamum sepanjang waktu di perpustakaan. Dia masih memikirkan hal yang terjadi bersama Reyza semalam. Nayla sadar mereka itu saudara. Tapi kenapa Nayla merasa aneh dengan sikap Reyza terhadapnya.

Rosita melihat Nayla yang melamun. "Woy nona cantik melamun aja. Ada apa?"

Edo pun segera bergabung dengan mereka. "Kamu abis ngecamp sama Reyza?"

Seketika Nayla tersadar dari lamunannya. "Kamu tahu dari mana Do? Perasaan Nay ndak cerita sama siapapun".

"Kata status whatsapp nya Reyza" jawab Edo dengan tawa.

"Kapan Mas Rey bikin status?"

"Makanya kalau punya ponsel tuh dipakai Nayla" ucap Edo.

"Nayla kan nggak kepo kaya kamu Do" bela Rosita. "Emang status apa sih Do?"

"Hmmm Nayla emang gak kepo, tapi kamu yang kepo Ros"

Mereka berbicara dengan suara lirih. Karena di dalam perpus suasana sangat tenang. Nayla baru tahu kalau Reyza mengambil foto Nayla saat duduk minum kopi di depan api unggun. Sungguh foto yang bagus.

.....

"Kamu ngajak Nayla camping tanpa persiapan apapun kemarin?" tanya Dimas saat makan di cafetaria kampus.

"Bukan urusan kamu Dim!" jawab Reyza datar.

"Kasihan Nayla, dia pasti kedinginan"

"Ada aku yang ngangetin dia kok. Jadi jangan sok perhatian!". Reyza berdiri segera meninggalkan Dimas bersama teman yang lain.

"Ejaa!! Ingat dia adikmu!" Dimas memanggil Reyza dengan suara lantang dan dengan nada yang marah

Reyza berhenti dan berputar, menatap Dimas dengan tajam. "Asal kamu tahu. Adikku cuma satu. Dan dia adalah Regina!". Kemudian Reyza berlalu dengan cepat.

Dimas sungguh kesal mendengar jawaban Reyza. Dimas khawatir Reyza akan melakukan hal sama kepada Nayla. Hal yang dulu selalu Dimas benci. Reyza selalu berbuat hal yang membuat Dimas tidak bisa dekat dengan belahan jiwanya. Reyza selalu mendapat wanita yang dicintai Dimas. Apa mungkin kali ini Reyza akan menjadikan Nayla seperti wanita-wanita masa lalunya. Dimas tidak mau hal itu terjadi.

.....

Di dalam kelas Laura melihat status whatsapp Reyza dan menunjukkannya ke Gina. Gina sungguh marah melihatnya.

"Kapan Mas Eja bikin status kaya gitu. Aku nggak pernah lihat statusnya. Beneran aku diblock sama kakakku sendiri. Kebangetan mas Eja. Awas aja, ini semua gara-gara Nayla"

"Kenapa Nayla yang salah Gin?" tanya Laura.

"Tentu aja dia yang salah. Mas Eja jadi berubah semenjak Nayla datang ke rumah"

Laura mengerutkan alisnya. "Apa mungkin Nayla suka sama Mas Eja? Kan kalian nggak sedarah"

"Menurutmu begitu Lau?"

"Aku kan tanya Gina. Kenapa jadi tanya balik?"

Gina menggaruk kepalanya yang tertutup jilbab. "Nggak tahu aku Lau. Nanti aku bakal tanya Mas Eja. Enak aja mereka camping berdua. Kita nggak diajak sama sekali. Aku kan pengiiiinnn"

"......."

Laura tidak tahu harus menjawab apa. Mereka sepertinya berbeda pandangan. Namun hati Laura sangat marah. Reyza pergi bersama Nayla. Bahkan mereka camping bersama. Laura merasa semakin tidak suka dengan kehadiran Nayla di Surabaya. Laura tidak mau kehilangan Reyza kesayangannya. Sudah tiga perempuan mantannya Reyza yang Laura singkirkan. Kalau hanya menyingkirkan seorang Nayla, itu hal paling mudah bagi Laura.

***

T. B. C