Alunan musik "Dear Future Husband" dari Meghan Trainor terdengar lirih di pendopo rumah Barata. Tepatnya di belakang rumah. Meskipun sudah menetap di Surabaya, keluarga Barata masih menyukai rumah gaya Jogja. Jadi di belakang rumah ada pendopo. Budhe Rintang yang memberi ide tentunya. Teman-teman Reyza dan Gina juga kadang kumpul di sana. Namun hari Minggu ini, dipakai Nayla untuk latihan dance.
Nayla memilih lagu ini karena semalam Nayla dibuat bingung oleh Reyza. Tiba-tiba Reyza menanyakan tentang tipe idaman suami kepada Nayla. Dan Nayla bingung menjawabnya. Karena Nayla sama sekali belum memikirkan tentang suami. Nayla menari dengan lincah. Gerakannya stabil seperti tidak ada masalah dengan hatinya.
Hari minggu ini Nayla sendiri di rumah Barata. Keluarga Budhe sedang ada acara keluarga. Tepatnya ada acara dari keluarga Pakdhe Barata. Jadi Nayla memilih latihan dance sendiri di rumah. Kak Ferlita kemarin memberitahu bahwa sanggar tutup seminggu. Tanpa Nayla sadari, dari jauh sepasang mata menatap penuh pesona ke arahnya. Dan dia adalah Dimas. Kelihatannya hari Minggu sekarang jadi rutinitas Dimas untuk mengunjungi Nayla di rumah Reyza.
Dimas mendekati Nayla yang sudah selesai latihan. "Cantik banget Nay"
Nayla terkejut dan menoleh. "Kapan kak Dimas datang? Mbak Romlah ndak ngasih tahu". Nayla sedikit risih karena dia tidak memakai jilbab. Bahkan memakai pakaian yang ketat.
"Tadi sengaja langsung kesini, ternyata lagi ada yang ngedance. Kamu hebat ya. Bagus banget ngedance nya". Dimas sedikit mengalihkan pandangan ke arah lain karena sadar kalau Nayla sedikit risih.
"Biasa aja kak, ini cuma hobi kok" Nayla tersenyum menatap Dimas.
"Kak Dimas nyari Mas Rey? Semua orang lagi pergi kak. Katanya acara keluarga Pakdhe". Nayla menutupi pakaian ketatnya dengan kain.
"Nggak kok. Kakak kesini mau ketemu kamu". Dimas mulai menatap Nayla lagi.
"Ohhh. Yaudah tinggal pulang dong sekarang?"
"Maksudnya?"
"Kan udah ketemu" Nayla menyulurkan lidahnya untuk meledek Dimas.
Dimas tertawa dan mencubit hidung Nayla. "Ternyata kamu lucu juga. Kakak makin suka"
Dan mereka bercanda bersama di pendopo belakang rumah Barata.
....
Di dalam mobil Reyza masih memandangi ponsel yang menampilkan foto Nayla. Dia sangat merindukannya. Hari ini acara keluarga Barata tapi kenapa ada Laura. Reyza merasa tidak nyaman dengan suasana acara di dalam. Dan memilih untuk duduk manis di mobil.
Dari kejauhan terlihat Gina dan Laura yang mendekat ke mobil. Gina dan Laura masuk ke mobil dan duduk dikursi belakang.
"Mas supir ayok kita pulang" ucap Gina.
Reyza menoleh dan manatap Gina bingung. "Papah sama Mamah belum keluar".
"Nanti dijemput Pak Didin, ayok kita pulang. Apa mampir dulu ke Mall ya" ucap Gina
Laura tersenyum mendengar jawaban Gina. "Boleh tuh, ayo Mas Eja kita mampir bentar aja. Gapapa kan?"
"Oke tuan Putri" jawab Reyza datar. Dia sungguh menahan rasa jengkel dengan ulah kedua gadis dibelakangnya. Reyza benar-benar berperan sebagai supir. Duduk sendiri di depan.
Ketika mobil sudah melaju, suasanga di dalam mobil sangat hening. Tidak ada canda tawa dari dua remaja yang manja. Reyza sangat penasaran dan akhirnya bertanya. "Laura..... Kamu diajak Gina buat ikut acara tadi?"
Laura menatap mata Reyza dari spion mobil. "Bukan mas, tante Rintang yang ngajak aku".
"Tumben mamah ngajak orang lain diacara keluarga. Mawar aja nggak ikut"
"Nayla kan bukan keluarga kita jadi dia nggak diajak" sahut Gina dengan semangat penuh emosi.
"Sama aja kan. Laura juga bukan. Maaf Laura" jawab Reyza dengan pelan.
"Tapi kan Laura calon istrinya mas Eja" ucapan Gina membuat Reyza ngerem mendadak.
"Apaaa!!!"
***
Di Mall Nayla dan Dimas sedang makan siang. Dimas berhasil membawa Nayla jalan hari ini. Sekalian Nayla belanja jilbab lagi. Karena koleksinya belum banyak. Kuliah tiap hari wajib memakai jilbab. Dan Nayla sudah mulai terbiasa memakainya jika keluar rumah.
"Nay, tipe idaman suami kamu seperti apa? Kakak boleh tahu?"
"Hmmm Nay belum mikirin suami. Kenapa kak Dimas sama Mas Rey nanya hal yang sama? Kalian suka ngikutin gosip Dinda Hauw yaaaa". Nayla heran dengan dua laki-laki ini.
"Eja beneran nanya itu sama kamu?"
"Hmmmmm"
Dimas merasa tidak bahagia mendengar hal itu dari Nayla. Reyza benar-benar serius dengan ucapannya. Apa Reyza siap dengan segala konsekuensinya.
Selesai makan Nayla dan Dimas sedang berjalan ke parkiran. Namun mereka berhenti. Pandangan mereka sama yaitu menatap tiga orang yang mereka kenal. Mereka Reyza, Gina, dan Laura.
"Mas Dimas sama Nayla ngapain kesini?" Gina bertanya dengan nada marah.
"Jalan-jalan sebentar, kasihan Nayla sendirian di rumah" jawab Dimas dengan senyuman.
"Bukannya Nayla tiap hari Minggu latihan dance di sanggar?" tatapan Gina beralih ke Nayla.
"Kak Lita ada acara. Jadi sanggar tutup seminggu" jawab Nayla datar.
Wajah Gina sudah panas karena marah. Laura menggenggam tangan Gina agar tidak menunjukkan ketidak nyamanannya. Tanpa disadari ada satu tatapan yang tajam menatap Nayla. Reyza hanya diam dan melihat apa yang terjadi. Kemudian menarik tangan Nayla.
"Mawar pulang sama aku. Gina sama Laura..... kalian diantar Dimas pulangnya" ucap Reyza sambil berlalu dan menggandeng tangan Nayla. Menuntunnya ke mobil.
Tanpa menunggu jawaban. Mobil Reyza sudah berlalu dan tidak terlihat. Tiga orang yang tersisa disana terkejut dengan tingkah Reyza. Mereka hanya menatap heran.
"Mas mu edan yaaaa" kata Dimas.
"Mungkin" jawab Laura dan Gina serempak.
...
Perjalanan menuju kediaman rumah Barata terasa panas. Tidak ada perbincangan antara Nayla dan Reyza. Nayla hanya diam namun sesekali menoleh ke arah Reyza. Dan lelaki tampan itu tetap diam fokus menyetir.
"Pakdhe sama Budhe udah pulang Mas?" tanya Nayla.
"Hmmm"
"Mas Rey udah makan?"
"Hmmmm"
Nayla berkali-kali menanyakan hal kecil namun Reyza tetap menjawab dengan kata ynag sama "hmmmm". Nayla mulai tidak nyaman dengan tingkah Reyza. Apalagi arah mobil mereka tidak menuju ke araha rumah Barata.
"Mas Rey, kita mau kemana? Ini bukan jalan ke rumah" Nayla melihat keluar kaca dan bingung dengan jalan yang dilewati.
"Mau makan dulu. Mas lapar" jawab Reyza datar.
"Ohhh, Nay ijin Budhe dulu ya"
"Kamu jalan sama Dimas tadi ijin sama Mamah dulu ndak?" tanya Reyza gemas.
"Iya Mas"
"Bohong!"
"Beneran kok, coba tanya Budhe. Tadi sebelum pergi sama kak Dimas, Nayla telelpon Budhe dulu. Emang Mas Rey tadi ndak bareng sama Budhe?"
"Kepoooo!!!!"
"....."
Nayla benar-benar heran dengan Reyza. Tidak bisa ditebak orangnya. Nayla hanya diam pasrah namun tetap mengirim pesan ke Budhe.
"Udah ijinnya?" tanya Reyza dan Nayla hanya mengangguk. "Malam ini kita ndak pulang".
Nayla membelalakkan mata menatap Reyza tidak percaya. "Kita mau kemana Mas?".
"Rahasia" jawab Reyza yang membuat hati Nayla tidak tenang.
***
T. B. C