Pagi hari setelah mengantar Mika kembali ke kosnya, Doni segera kembali ke rumah Boy. Semalaman dia tidak tidur karena ikut meramaikan malam dengan teman-teman Boy. Selain itu, ada perasaan untuk menjaga Mika yang tengah tidur di kamar belakang. Doni merasa bertanggung jawab seandainya ada seseorang yang berniat untuk melakukan kejahatan pada Mika.
Setibanya di rumah Boy, Doni merebahkan dirinya di kasur yang ada di kamar belakang. Kasur yang semalam menjadi tempat Mika tidur untuk sementara. Bantal, selimut, dan spreinya tertata rapi. Harum parfum Mika pun masih tersisa di bantal yang bersarungkan gambar bunga hibiscus warna merah. Dia pun terlelap, dan perasaannya berkata bahwa kali ini Mika menemani tidurnya.
Di rumah kos Mika, Gill menghentikan langkahnya ketika melewati kamar Mika yang pintunya terbuka. Gill berbelok memasuki kamar Mika,meski ia tahu, jam kuliahnya dimulai sepuluh menit lagi.
"Semalam tidur dimana kamu?" tanya Gill.
"Di rumah Boy," jawab Mika datar.
"Hi.. sama Doni?"
Mika mengangguk. Dia sibuk merapikan baju-bajunya yang berserakan di kasur karena ulah Gill kemarin sore.
"Ngapain aja kalian?"
"Makan bakso, terus nunggu ujan reda, ke 'roma'.. "
"Hei, aku tanya 'ngapain' bukan 'kemana'."
"Maksud kamu?"
"Kalian ngapain aja di rumah Boy, hehe. Ceritaaa doongg.."
"Ya, gak ngapa-ngapain, Gill."
"Ih, mana mungkin."
"Loh, kok gak percaya sih nih anak!"
"Come on, Mika.. aku aja udah pernah cerita, kan sama kamu. Aku sama cowok aku pernah ngapain aja.."
"Ya itu kan kamu. Aku sama Doni, serius, gak ngapa-ngapain."
"Tidur sekamar, tapi gak ngapa-ngapain? Kok biisaaa yaaa? Hm.."
"Heh! Yang bilang aku sama Doni tidur sekamar siapa?"
"Ooh enggak ya? Tadi kamu bilang nginep sama Doni."
"Ya tapi dia tidur di depan."
"Hm.. gak asik ah, gak ada cerita seru."
"Rese, haha.."
"Hah! Rugi udah telat kuliah aku nih. Rugi pula gak dapat cerita apa-apa. Haha.. aku berangkat dulu lah."
Gill berlalu meninggalkan kamar Mika. Kini dia sendirian lagi di kamarnya. Dilihatnya foto Doni yang ia bingkai dan terletak di meja. Apa yang dikatakan Gill terngiang di kepalanya. Baik Doni dan Mika, mereka berdua sudah memasuki usia matang, bahkan beberapa bulan lagi dirinya dan Doni akan merayakan penambahan usia mereka bersama. Mika membayangkan tentang apa yang ada dalam pikiran Doni ketika melihatnya.
Sama sekali tak ada rasa malu bagi Mika untuk berpakaian minim di hadapan Doni. Tidak sekali dua kali Doni berusaha menegur cara berpakaiannya. Bahkan Doni sempat dibuat cemburu pada Arya karena pakaian minim yang dikenakan Mika saat lomba fashion tahun lalu di sekolahnya. Benarkah Doni telah berubah dari sifatnya yang dulu ketika bersama dengan genk Roxette?
1 Message Received
SAYANG AKU BALIK KE SBY SEKARANG. SEE YOU.
[MY DONI]
Setelah membaca pesan dari Doni, Mika segera ke kamar mandi, karena tanpa ia sadari kelas Linguistik-nya dimulai 20 menit lagi.
***
Beberapa hari setelahnya, mereka tak lagi bertemu. Persiapan ujian mid semester membuat mereka lupa akan hari ulang tahun masing-masing. Hingga akhirnya Gill dan Tria memberikan kejutan sederhana untuk Mika, pada sore hari.
"Yee. surpriiseee..!"
"Happy Birthday, Mika!"
Mika yang baru saja tiba dari kampus, begitu terkejut mendapati kedua teman kosnya itu memasuki kamarnya dengan membawa donat di atas piring dilengkapi lilin yang menyala. Tria membawa bungkusan kotak kecil, lalu diserahkan pada Mika.
"Tiiuupp.. tiiupp.."
Raut wajah Mika yang kelelahan seketika sirna, tergantikan senyum bahagia bersama kedua temannya. Dia meniup lilin, lalu tertawa seraya mengucapkan terima kasih.
"Hei, ini apa? Repot-repot kasi hadiah, kayak anak sekolahan aja.. haha.."
"Bukaa, Mik!"
Mika menerima bungkusan yang dibawa Tria lalu membuka helai demi helai kertas yang menutupi isi di dalamnya. Tak butuh waktu lama, didapatinya kotak kecil berwarna coklat muda. Dia menoleh sebentar pada Gill dan Tria, berusaha memastikan bahwa isinya bukan jebakan. Dibuka perlahan kotak tersebut. Mika membayangkan, sesuatu melompat tepat ke wajahnya. Namun yang ditunggu rupanya tak terjadi. Kotak terbuka lebar, dan Mika meraih isinya.
"Uu.. so cute! Makassiii cinta-cintaakkuu.."
Dipeluknya Gill dan Tria. Ya, Mika begitu bahagia dengan kejutan dan pemberian dari temannya. Sebuah casing handphone berwarna ungu, yang langka, dan sudah lama diidamkan oleh Mika, kini menjadi kado ulang tahunnya.
Mika segera mengambil ponselnya di meja lalu mengganti casing luarnya dengan casing baru. Dia pun memekik kegirangan. Diputar-putarnya ponsel yang tampak baru itu.
Sesaat kemudian, dia teringat. Hari ini adalah ulang tahunnya, maka itu berarti hari ini juga ulang tahun pacarnya, Doni. Dia belum memberikan ucapan apapun pada Doni. Beruntung masih ada pulsa tersisa. Disaksikan Gill dan Tria, dia pun menelepon Doni.
Tuutt..
Klik.
"Hai, Sayang."
"Sayaaangg.. I'm sorry.. Aku lupa.. Happy Birthday yaa."
Disaat yang bersamaan, ketika Mika mengucapkan 'happy birthday' pada Doni, Doni pun mengucapkan hal yang sama.
"Happy Birthday, hunny!"
"Haha.. barengan bilangnya."
"Ya kan ultahnya barengan juga."
Gill dan Tria menatap Mika dengan seksama. Mereka tak menduga jika Mika dan Doni memiliki tanggal lahir yang sama. Mereka saling memandang satu sama lain dengan keheranan.
"Maaf, sibuk seharian jadi lupa," kata Doni.
"Aku juga, hari ini ujian. Maaf juga ya," jawab Mika.
"Sayang aku belum bisa ketemu kamu. Aku ada kuliah praktek soalnya, jadi belum bisa luang."
"Gak papa.. Mika gak kabur kemana-mana kok. Haha.."
"Minta kado apa?"
Tuutt.. Tuut.. Tut..
Ponsel Mika nyaris kehabisan pulsa.
"Sayang, pulsaku mau habis. Udah dulu ya. Lanjut SMS aja. Take care! Bye!"
Mika segera menyudahi percakapannya dengan Doni sebelum pulsanya benar-benar habis. Dia masih saja tersenyum sendiri. Tak dipedulikannya Gill dan Tria yang menunggu cerita Mika, bahwa sebenarnya Doni pun berulang tahun hari ini.
***
Malam sekitar pukul sebelas. Mika sedang mengerjakan makalah sebagai bahan ujian untuk dikumpulkan esok hari. Dia meminjam laptop Gill untuk mengerjakan tugasnya. Di tengah keseriusannya mengetik huruf demi huruf, ponselnya bergetar. Sebuah pesan masuk diterima. Dia hanya menoleh sejenak melihat layar ponselnya. Bukan nama Doni, hanya deretan angka yang tak dikenalnya.
Mika melanjutkan pekerjaannya. Ponselnya bergetar sekali lagi. Kembali, sebuah pesan masuk diterimanya. Kali ini dia menghentikan gerakan jarinya. Diraihnya ponsel, lalu dibukanya dua pesan masuk yang belum dia baca.
"HALO MIKA, BOLEH KENALAN?"
[0813XXXXX]
"SUDAH TIDUR YA, KOK GAK DIBALES SIH."
[0813XXXXX]
Tak ada prasangka apapun dalam pikiran Mika. Dia ragu untuk membalas pesan tersebut, terlebih dia tak mengetahui siapa yang mengirimnya pesan ketika hari sudah larut malam. Lalu Mika dikejutkan dengan dering ponselnya yang berbunyi hanya sebentar.
1 Missed Call
[0813XXXXX]
Hal pertama yang dilakukan Mika adalah mengirim pesan pada Doni. Entah firasatnya tiba-tiba memburuk. Seseorang berusaha menerornya dengan mengiriminya pesan kaleng dan memaksa Mika untuk membalasnya. Mika melupakan tugas makalahnya, dia sibuk menghubungi Doni, dan berharap pacarnya masih terjaga.
MAS, SDH TIDUR? ADA YG SMS DAN TLP MIKA DRTD. MAKSA BGT!
Message Sent
Beruntung bagi Mika, Doni ternyata masih terjaga. Dia segera membalas pesan Mika.
SIAPA? BRP NOMORNYA.
MIKA GAK KENAL. ATAU COBA MIKA BLS AJA?
YA. COBA TNY SIAPA NAMANYA. AKU TUNGGU.
Meski berjauhan, Mika merasa Doni masih bisa melindunginya. Mika merasa aman meski hanya bercakap via pesan. Hatinya yang semula risau kini sedikit tenang. Diketiknya pesan balasan pada peneror tersebut.
INI SIAPA?
AKU, BAS. TEMAN DONI. SALAM KENAL.
BAS? BAS SIAPA? DONI GA PUNYA TEMEN NAMA BAS!
DIA BOHONG. AKU BAS TEMAN DONI.
OK. ADA PERLU APA, INI SDH MALAM.
OH, MIKA UDH MAU ISTIRAHAT?
YA. ANDA MENGGANGGU SAYA.
MAAF KL BGITU. AKU CM MAU TNYA. BOLEH?
TANYA APA?
BRP DONI BAYAR KAMU?
MAKSUDNYA BAYAR APA?
KAMU KASI TARIF BRP KE DONI?
Deg. Jantung Mika serasa nyaris berhenti. Seseorang bernama Bas, yang tidak ia kenal, mengiriminya pesan dan bertanya tentang 'tarif'. Mika segera menghubungi Doni kembali.
SAYANG, NGAKUNYA BAS, TEMEN KAMU. SIAPA?
BAS? BAS SIAPA YA.
DIA TANYA, KAMU BAYAR AKU BRP.
MAKSUDNYA GMN?
AKU PASANG TARIF BRP KE KAMU.
DIA BLG GT? BRP NOMORNYA! CEPET!
0813XXXXX
KAMU JGN BLS APA2 LAGI.
YA. AKU NGERJAKAN TUGAS. BYE.
Mika tak lagi mempedulikan ponselnya. Doni melarangnya untuk membalas lagi pesan dari seseorang bernama Bas.
Hingga keesokan hari, malam ketika Mika telah merapatkan selimutnya, ponselnya kembali menerima pesan.
GIMANA NON? AKU NUNGGUIN LOH
[0813XXXXX]
Mika tak peduli. Ponselnya diletakkan begitu saja di bawah bantalnya. Dia pun tertidur dengan pulas.
Hari berikutnya, teror dari Bas masih berlanjut. Mika tak lagi menghubungi Doni untuk membahas tentang Bas. Doni pun tak memberikan pernyataan apapun tentang siapa Bas sebenarnya. Namun Mika yakin, keduanya saling mengenal.
Pasca teror beberapa hari dari Bas, Mika lebih sering mematikan ponselnya. Dia tidak ingin kuliahnya terganggu. Dia pun enggan memikirkan lebih dalam siapa Bas sebenarnya.
Hari terakhir ujian, Mika justru sedang sibuk memperhatikan Gill. Gill mengajarinya teknik editing foto menggunakan aplikasi dari laptopnya. Sekali Gill memberi arahan, Mika dapat melakukannya dengan mahir. Cita-citanya sebagai animator, kini menemukan jalannya kembali.
***