tin tinnnnnn tlakson mobil membuat ku kaget
"siapa sih paggi paggi gini" kataku lalu perggi untuk melihat siapa yang membunyikan klakson mobil itu "hah loo ngapain ke sini" teriak ku kanget melihat rayen sudah ada di gerbang rumah ku aku membukakanya untung saja ayah dan ibuku masih kerja kakak ku udah berangkat duluan jadi aman aman aja
"kan kemarin udah guwe bilang guwe anter lo kesekolah oke jadi sekarang lo siapa siap nanti lo bantu guwe membersihkan taman sekolah"
kata rayen menyuruh ku untuk bersiap siap kesekolah yahhh dari pada dia emosi lebih baik aku menurut saja deh "oke okee ayo berangkat untung aja hari ini kelas ku bebas jadi okee lah bantu looi gpp" kataku mengambil tas lalu masuk ke mobil nyaaa "tumben nih anak nurut ama guwe" kata rayen dalam hati lalu masuk ke dalam mobilnyaa
di perjalanan aku hanya membuang muka pada rayen aku sebal sangat sebal kenapa di hidup ku aku harus bertemu dengan diaaaa nenyebal kan sekali "wah wah wah rel kuta kan udah pacara tapi kita belom melakukan sesuatu yang menyenang kan gimana kalo kita lakukan" kata rayen padaku aku kaget mendengar semua itu diaaa benar benar brengsek "ohhh yaaa guwe berani taruhan kalo looo bisa bertahan oke loo menang lo bisa menyuruh guwe apa saja" kataku tak takut pada kata katanya mungkin dia akan mengalah pikirku aku mendekat semakin mendekat ti wajahnya lalu ku tari dasinya kucium dia lebih dekat dekan dan "ummmmmm" apa ini kenapa rayen malah diam saja kenapa dia menik matinyaaa "ahhh ahh"
"loo gila looo ngak menyingkir" kataku pada rayen kaget karena dia berani juga ternyata
"guweee ngak mau menyingkir karena guwe juga ngak mau kalah dari loooo" katanya sambil tersenyum lalu membuat hatiku ini selaku bergetar aku benci benci pada manusia seperti diaaaaa
"ummm ternyata ciumanmu enakjuga" katanyaa padaku namun aku hanya memalingkan muka tak terasa dia begitu brengsek aku lelah dengan kelakuanya aku ingin menendangnya lalu melemparnya ke austaria biar di makan tuh sama macan tutul
"hahahahaha kali ini loooo harus bersihin semua yang ada di sini kayu daun daun plastik dan yang lain lain" katanya senang mengucapkan kata kata yang membuatku semakin benci padanya "hah semua ini kita yang bersihin cuman ber duaaa" kataku tak percaya mendengar kata katanya taman seluas ini kita yang bersihin cuman ber dua bisa mati aku
"ngak ngak berdua sama 3 anak ini" kata rayen menujuk anak yang kemaren di hukum bersamaku dengan kak bili lalu aku bertanya kemana kak doni "hahh kak doni mana" tanyaku penasaran kenapa dia ngak ikut diakan juga osis "ohhh dia punya tugas sendiri looo ngak usah mikirin dia" kata rayen kemudian dia memberiku kantong plastik dan sapu yahhh ini nasib entahlah biarlahhh
"hai rel kenal aku ngak" kata kak bili mendekatiku dengan kata kata anehnya "umm kenal kak kak bili yaaa" jawabku dengan agak takut "yaaa kamu benar apa alasanku ada disini" katanya padaku laggi membuatku semakin takut kak bili orangnya aneh "emm karena kakak ingin membantu" jawaku lalu agak menjauh dari kak bili tapi dia malah semakin mmendekatiku "bukan aku disini karena di paksa rayen kalo aku ngak ikut aku bakalan jadi makanan hiu peliharaanya" katanya lalu semakin mendekatiku tapi aku tetepa aja mau menjauh "hah rayen punya hiu" kataku penasaran "ngak pamanya yang punya hiu kalo kamu mau lihat sama aku" katany kakaknya dia cari cari kesempatan "eheheheh maaf kak tapi saya sibuk daaa" karena aku semakin takut aku perggi lalu mendekat dengan rayen
"ehhh kak bilik kenapa sihh kok sikapnya aneh" kataku bertanya sama rayen sambil mengambil beberapa plastik dan daun "ohhh salah minum obat jadi otaknya miring" kata rayennn aku melihat kak bili dia tersenyum sabil melaibaikan tangan padaku hiyyyy rasanya geri kek orang gilaaaaaa entahlah masa bodohh lebih baik aku menghindari dia irang seperti kak bili apa sih sepesial nya kok jadi osis yaaa
PUISI
di tengah laut aku sendiri memandang langit yang begitu sunyi adakah burung yang terbang adakah pesawat yang menghampiri kurasa dihupku begitu sunyi
tak ada cinta yang datang menghampiri
aku berjuang terus mencari tapi tetap saja semua menghindari
aku pasrah karena semua tak memperdulikanku
cintaku hilang begitu saja
sayangnya musna di telan lara
senyumnya entah perggi kemana
dan dirinya tak tau akan kemana cinta memang buta selalu ada salah selamu ada cobaan aku berusaha mengerti tapi dia tidak peduli ku coba hilangkan rasa itu namun tetap saja masih membekas di hati kulaluli hari hari sendiri walau ada memori yang ku
sembunyi