mah aku ke kamar dulu yaaa mau belajar"
kataku, kemudian berlali ke kamar ku.
" jangan begadang yaaa cepat kerjakan prnya"
kata ibuku yang sedang mencuci piring di dapur.
"iyaaaaa"
jawab ku kemudian perggi kekamar membawa buku buku, aku sebenarnya tidak mau belajarmembosan kan jika belajar sendiri, seandainya ada orang yang membantuku.
Aku duduk di tempat belajarku, melihat angkat angka itu membuat ku pusing, aku lemah dalam pelajaran matematika, mengapa aku di takdirkan untuk belajar matematika.
lalu tiba tiba jendela rumah ku terdengar suara ketukan "tok tok tok" aku takut kemudian mencari benda yang bisa untuk memukul, aku menemukan sebuah pengaris, aku mendekat perlahan lahan lalu, saat jendela itu rebuka, ku ayunkan penggaris dari tangan.
" tak" lalu ku pukul dengan sekuat tenaga
" loooo mau bunuh guwe" kata rayen yang memegang tanganku.
" Ra rayen ahhh maaf aku kira maling" kataku terkejut, melihat rayen yang ada di jendela kamarku.
" maling maling yuk belajar sama guwe" katanya memintaku belajar bersama.
" ahhh jangan di sini yaa nanti ke tahuan di luar aja" kataku memintanya belajar di luar.
aku membawa semua buku untuk belajar bersama, sebenar nya aku tak mau belajar dengan rayen, tapi katanya dia kan pintar hahha mencari kesempatan dalam ke sempitan Rayen pasti mau bantu aku, tapiii kalo di pikir pikir kenapa luka di pipinya bertambah banyak.
" ray looo berantem" kataku menanyakannya.
" ngak guwe ngak berantem" katanya berbohong kepadaku.
" loooo jangan bohong deh guwe tau kok" kataku sambil melihat angka angka yang membuatku pusing.
" oke guwe tadi pulang ke rumah, terus ayah guwe marah dia memukul guwe ya gitu deh" katanya, menjelaskan semuanya padaku
" looo ngak melawan ayahmu"
jawabku penasaran padanya, ayah nya memanf kejam
" mana tega aku memukul ayah ku sendiri " katanya lalu mukanya merasa sedihh
" tapikan...." " udah belajar aja"
kata kataku terpotong olehnya yaaaa aku tau, jika dia tidak mau membicarakanya.
" sini guwe obatin" katku lalu mebawakan P3k padanya.
" ngak usah guwe nanti obatinsendiri" katanya sambil mengerjakan tugas.
" loooo ini susah di atur yaaa " kataku kemudian menarik wajah nya ke hanapanku, lalu ku oleskan obat di mukanya, saat tatapan kami berpandang rasanya hatiku tenang.
" apaan sih lihat lihat" kataku, kemudian memalingkan sajah.
" hah looo yang lihat guwe sini biar guwe yang olesin sendiri" katanya kemudian memgoleskan obat itu di mukanya.
" rey ini gimana sih guwe ngak bisa" kataku kemudian dia menarik bukuku, lalu menulis cara agar bisa mengerjakanya.
"gampang ini dasar bego" katanya kemudian memberikan rumus rumus itu
" makasih " kataku tersenyum padanya
dalam hati rayen = " manisnyaaa paan sih" kata rayen dalam hati
" rel pinjem hp lo dong " kata rayen, kemudian aku memberikan hp ku padanya.
" buat apa " tanyaku padanya.
" nahhh udah ada nomer guwe nanti guwe wa looo" kata rayen, kemudian mengembaliakan hp kuu
" loooo gila bisa hancur hidup guwe kalo nomer mu ada di sini pas ti looo bakalan nyuruh nyuruh guwe" kataku kesal padanya
" hahahhahahha biarin tau rasa loooo" katanya ketawa terbahak bahak
" ohhh ya ngomong ngomong katanya loo punya adik yaaa" kataku bertanya
" ngak dia masih di dalam kandungan terus meninggal bersama ibu guwe" jawab nya tawanya tiba tiba hilang, setelah itu berubah menjadi sedih.
" ibu muuuu meninggal" aku terkejut mendengarnya, kasihan sekali
" udah, guwe mau pulang tugasnya udah selesaikan besok laggi kita lanjutin" katanya lalu berdiri. " relll guwe pulang yaaa" katanya lalu perggi menaiki mobilnya, ternyata begitu hidupnya sudah tidak punya ibu, malah di sakiti ayahnya.
hahmmmmmmmmmm
oke terimakasih sudah membaca
episode berikutya akan up besok seninsampai jumpa di episode berikunya yaa