Jam sudah menunjukkan waktu istirahat. Seluruh siswa mulai meninggalkan kelas masing masing. Byna dan teman temannya tentu juga begitu. Mereka berencana untuk pergi ke kantin tapi Byna masih ogah ogahan meninggalkan tempat duduk nya. Akhirnya mereka pergi duluan dan meminta Lion untuk membujuk Byna ikut.
"Ke kantin. Sekarang." Ucap Lion singkat namun tegas. Byna tahu kalau Lion sudah seperti itu berarti dia tidak punya pilihan lain selain mengikuti nya. Akhirnya dengan langkah malas Byna pergi ke kantin seraya mengalungkan tangannya di lengan Lion persis seperti koala. Lion yang sudah terbiasa pun tidak menghiraukannya.
"Lesu amat. Kenapa?" Suara berat itu bertanya pada Byna.
Byna menatap pemilik suara berat itu lekat lekat. Dia membisikkan sesuatu pada Lion.
"Kata Byna, Lo siapa ya?" Ucap Lion.
"Loh? oh iya gue lupa lo amnesia. Gue perkenalan ulang ya, nama gue Noelle lo bisa panggil Noel, sayang juga boleh." Gombal pemilik suara berat itu yang ternyata Noel.
AUTHOR MERASA DEJA VU WKWKWK.
Byna membisikkan sesuatu lagi pada Lion. "Kata Byna, gombolan lo basi. Ngomong ngomong salam kenal Doni." Ucap Lion meniru nada Byna.
"Perasaan lo amnesia.. kok kebiasaan nama gue lo ganti ganti tetep ada... btw kenapa ngomongnya pake perantara kulkas berjalan ini sih? Simulasi jadi limbad?" Ucap Noel tersenyum. Potek hatinya.
Byna membisik lagi, "Byna laper, gak mau diganggu om om pedo katanya, gue tinggal dulu." Ucap Lion dengan Byna yang menggelantung di lengannya meninggalkan Noel.
Sampai di kantin mereka mencari keberadaan teman temannya.
"Disini!" Ucap Zela melambaikan tangannya di kerumunan siswa yang ingin jajan juga di kantin.
Arka dan teman temannya sudah mulai makan, bau bakso nya sangat enak membuat Byna jadi tergiur. Dia langsung melepaskan kalungannya dari tangan Byna lalu duduk di samping Arka sambil memasang wajah memelas.
"Apa we, mauko ini?" Tawar Arka yang mulai menyuap Byna bakso. Mata Byna melotot, rasanya sangat enak. Ia mulai mengambil alih mangkuk bakso Arka.
"Byn... itu bakso ku..." Ucap Arka dihiraukan Byna.
"Gih mending pesen lagi sana sebelum jam istirahat abis." ucap Khanza.
"Byn mau apa? Gue beliin." Ucap Lion
"Mawho whoti duha hong, hanthi huwe hanti huit hu." Ucap Byna yang mulutnya penuh dengan bakso
*mau roti dua dong, nanti gue ganti duit lo.*
"Ok."
"Bisa bisanya lo ngerti bahasa alien.." Ucap Dinda.
"Saya juga eh, Fal. Belikan ka ya ya ya?" Pinta Arka.
"Gak."
Arka memonyongkan bibirnya. "Lion, Sekke." *Pelit*
Lion meninggalkan tempat itu dan pergi membeli pesanan Byna.
"Gue liat liat, Lion udah terbiasa jadi babu nya Byna." Ucap Dinda.
"Itu yang lo liat masih biasa, bahkan Lion kalau disuruh nyelem di pantai selatan pun bakalan nge iyain woi." Ucap Zela.
.
.
.
.
Lion datang dengan dua roti di tangannya. "Nih,"
"Terima kasih Lion," Ucap Byna mengelap mulutnya menggunakan tissue karena telah menghabiskan bakso milik Arka + jus jeruknya juga. "Arka juga maka- loh? Arka mana?" Tanya Byna.
"Nangis dibelakang kantin, katanya dia bakal beli sekolah ini sebagai pelampiasan ngambeknya karena bakso nya diambil." Ucap Khanza.
Maklum. Orang kaya.
"Yaudah, nanti sampein ucapan terimakasih gue ya? gue mau balik ke kelas." ucap Byna.
"Ikut."
"Gak. Lion abisin makanannya dulu. Gak ada tapi tapi an. Bye."
Byna meninggalkan area kantin saat menyusuri sekolah. Dia baru sadar, dia kan gak ingat jalan pulang ke kelas??? Sedari tadi dia hanya berjalan tanpa arah dan kini sedang tersesat. Ia ingin bertanya ke siswa yang lewat tapi cukup malu karena tingkah bodoh nya.
"Ngapain? kayak tersesat aja gue liat liat gerak gerik lo."
Byna sontak kaget. Tiba-tiba entah muncul dari mana Noel sudah ada disampingnya.
"Lo siapa tadi? Asep ya? Duh iya nih gue lupa jalan balik ke kelas gue. Tolongin gue dong."
"Gak mau, gue masi inget ya ucapan lo tadi." Noel menolak.
"Yang mana?"
"Masih nanya yang mana lo???"
Byna hanya cengengesan. "Maaf ya- Noel."
"APA TADI LO SEBUT NAMA GUE?" Ucap Noel histeris.
"Iya nama lo...?"
"Coba ulang ulang yang lo bilang tadi,"
"Maaf ya- Naufal."
Muka Noel menjadi datar. "Yaudah lah. Sini ikut gue antar ke kelas lo."
Sesampainya di kelas, "Terima kasih banyak orang baik. Nanti gue balas kebaikan lo yaaaaa." Ucao Byna senang melambai lambaikan tangannya ke arah Noel yang mulai menjauh dari hadapannya.
Byna mulai melangkahkan kaki nya masuk kedalam kelas mencari seseorang yang dia jadikan tujuan untuk cepat cepat kembali ke kelas meski ada drama sedikit tadi.
"Itu dia orangnya." Ucap Byna. Dia menghampiri orang itu lalu menyodorkan roti di hadapan orang itu.
"Tadi makasih, ini roti nya gue ganti hehe." Ucap Byna.
Skala menatap roti itu dan Byna secara bergantian. "Gak usah. Ambil balik rotinya."
"Kok gitu??? Gue cuman mau bales kebaikan lo tapi kok lo sinis sih? Ambil aja gue gak terima penolakan!" Jawab Byna.
Skala hanya diam. Dia tahu cewek di depannya ini sangat keras kepala. Jadi dia memutuskan untuk pergi dari kelas .
Byna masih berdiri didepan kosong yang baru ditinggalkan pemiliknya itu. "Gue dulu ada salah ya sama tuh orang?" Ucapnya dalam hati.
Byna tidak pantang menyerah, dia menaruh roti itu kedalam tas Skala dengan note yang tertempel di bungkusannya.
"Oke udah. Semoga rotinya gak jadi roti penyet karena ketiban buku." Ucap Byna.
Saat ingin menutup tas nya. Dia salah fokus dengan foto yang terselip di antara bukunya. Dengan perasaan bimbang dia ingin melihat foto itu tapi disisi lain dia tidak ingin mengganggu lebih jauh privasi orang lain.
Setan dalam tubuhnya akhirnya menang dan memutuskan untuk mengambil foto itu dan-
"Ini... Gue...?" Ucapnya terbata bata.
Dia baru tahu ternyata dia sedekat itu dengan Skala? Di foto itu mereka sedang berada di rumah pohon dengan wajah yang cerah ceria. Tapi kenapa sifat Skala sangat berbeda dengan ekspresi dia di foto ini...? Kepalanya mencoba mencerna ini semua. "Gue... butuh Skala."
"Byn? Lo ngapain?" Ucap Lion.
Sontak cewek itu menyembunyikan foto itu kedalam saku nya. "Ga ngapa ngapain, cuman keliling kelas aja hahah olahraga jalan jalan gitu heheh."
"Oh, oke."