"Masih ngerasa sakit?" tanya dia datar. Ya Tuhan, kenapa sikap dia yang menyebalkan kembali hadir sekarang? Dia bertanya dengan ekspresi yang begitu datar.
"Lo pikir?" tanya balik gue. Gue memutar bola mata gue malas kemudian menatap dia dengan tatapan yang cukup sinis.
"Kalau sakit ngapain lo kayak gini?" tanya dia lagi.
Gue terdiam saat mendengar pertanyaannya barusan. Apa yang dia tanyakan memang benar, kalau gue masih bisa merasakan sakit ngapain gue melakukan hal ini? Gak mudah!
Gue bisa berpikir seperti itu sekarang, tapi saat gue merasa bersalah dan yang lainnya, gue gak bisa untuk menolak permintaan dari diri gue. Permintaan untuk menyalurkan rasa sakit yang tengah hati gue rasakan ke yang lainnya.
"Bukan urusan lo! Sekarang lepasin tangan gue!" Nada bicara gue semakin meninggi saat dia terus-terusan menatap gue dengan tatapan yang dingin.
Dia tidak melepaskan genggaman tangan gue, dia malah menatap gue dengan tatapan yang semakin lekat.
Glek.