Posesif adalah rasa memiliki yang berlebihan dan membuat seseorang merasa berhak untuk mengatur, membatasi, serta melarang hidup pasangannya, ini dinamakan posesif dan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), posesif adalah sifat yang membuat seseorang merasa menjadi pemilik.
Dari novel yang pernah Riv baca begini siklusnya : dicap sebagai miliknya tanpa ada penolakan — berpacaran tetapi dikekang — minta putus tapi malah emosi — setelah diputuskan malam ngancam bunuh diri, tidak makan dan lain lain.
Atau juga bisa seperti ini : dicap sebagai miliknya tanpa ada penolakan — mengekang yang tidak boleh dekat dengan cowok/cewek lain dan yang terakhir eh malah ditinggal selingkuh. Kan kurang ajar.
Riv belum pernah menemui orang posesif di sekitarnya —dalam hal ini keluarga Riv— papa dan kakaknya tidak posesif tetapi protektif. Oh iya, posesif dan protektif itu beda loh.
Jika posesif berkaitan dengan rasa kepemilikan, protektif berkaitan dengan perlindungan. Nah, yang membedakan itu dari masalah rasa kepemilikan itu sendiri.
Selain papa dan kakaknya ada juga Pra yang protektif kepada Riv. Sebenarnya ada rasa senang Pra protektif pada Riv, Riv merasa Pra sangat peduli padanya.
Tadi Riv bilang tidak ingin punya pacar posesif itu memang benar, tapi kalau pacar protektif seperti Pra ya tentu saja Riv mau. Seorang Praha gitu loh, mana bisa sih Riv tolak.
"Dek, cewek gitu sukanya apa ya?" Tanya Samudera yang sejak tadi mengamati Riv yang menonton televisi, namun tidak benar-benar menonton karena pikiran Riv lari kemana-mana.
"Cewek banyak tipenya kali Kak. Ada yang suka dikasih makanan, ada yang suka dikasih barang, ada yang suka dikasih bunga. Tapi kalau dikasih tas Hermes atau Chanel ya pasti gak akan nolak," jelas Riv panjang lebar. Itu sih menurut pandangan Riv, tapi sejujurnya Riv tidak suka jika harus membeli tas mahal seperti itu kecuali dibelikan ya Riv suka-suka saja hehehehe.
"Gitu ya? Hmm, Alkana tipe yang kayak gimana ya?" Gumam Samudera untuk dirinya sendiri.
"Gimana sih Kak Alkana ini?" Tanya Riv penasaran. Riv sangat ingin bertemu dengan seseorang yang bisa membuat kakaknya jatuh hati sedemikian rupa.
"Cantik. Tapi bukan itu sih yang buat aku jatuh cinta—" Riv mengamati Samudera yang seperti menerawang, mungkin mengingat pertemuannya dengan Alkana. "—she is kind. Juga peduli sama orang disekitarnya, bahkan dia beli banyak martabak buat dibagiin ke tuna netra disekitaran sana," lanjut Samudera dengan tatapan memuja.
Fix, kakaknya benar-benar jatuh cinta. Hanya dengan membahas dan membayangkan wanita bernama Alkana saja sudah seperti ini. Tatapan Samudera terlihat sangat memuja walaupun tidak ada Alkana di sini.
"Penasaran deh, kok bisa sih seorang Samudera jatuh cinta sejatuh-jatuhnya sama cewek. Hebat banget deh Kak Alkana," puji Riv dengan jujur. Mungkin wajah Alkana sangat cantik hingga Samudera tergila-gila.
"Kapan-kapan deh gue ajak ke rumah. Kalau dia udah ngasih lampu hijau," ucap Samudera.
"Tapi—" Riv sebenarnya tidak ingin menanyakan ini takut jika kakaknya sedih tetapi ini memang benar harus dipastikan. "—emang Kak Alkana single? Belum punya suami, pacar atau gebetan gitu?"
Riv melihat Samudera terdiam tampak berpikir, "enggak kok, gak ada cincin atau apapun di jari manisnya. Dia masih single kan berarti?" Tanya Samudera yang kelihatan tidak yakin.
"Makanya pastiin dong! Gue gak mau ya punya Kakak Pebinor, " ucap Riv kemudian.
Ini harus segera dipastikan, bisa bahaya kalau baru ketahuan beberapa bulan kemudian setelah kakaknya sudah semakin dalam mencintai Alkana. Bisa gila nanti Samudera.
***
When I see your face, there's not a thing that I would change,
'Cause you're amazing, just the way you are,
And when you smile, the whole world stops and stares for a while
'Cause, girl, you're amazing, just the way you are
Riv memandang kaca yang menampilkan penampakan seorang perempuan cantik dengan dress berwarna putih, ya perempuan itu adalah Riv.
"Gue emang cantik kalau niat dandan gini deh. Emang I am amazing, just the way i am."
Hari ini ada acara anniversary di rumah Pra. Karena memang Mamanya Riv dan Mamanya Pra sudah berteman lama jadi ya keluarga Riv wajib datang.
Maka dari itu, Riv berdandan sangat cantik untuk malam ini. Siapa tahu saudara Pra ada yang meliriknya atau minimal Pra lah yang terpesona dengannya.
Riv memakai dress bewarna putih dengan sepatu kets berwarna putih juga. Rambutnya ditata sedemikian rupa dengan aksesoris kupu-kupu kecil yang mempercantik tampilan Riv.
Riv memoleskan make up tipis hingga terkesan natural. Riv sudah sangat cantik malam ini. Bahkan dirinya saja pangling karena memang setiap harinya Riv hanya memakai liptint dan bedak—itu saja kalau ingat.
"Wih, cantik banget adeknya Samudera," puji Samudera saat Riv sudah sampai di ruang tamu dimana keluarganya sudah menunggu.
"Wih, ganteng banget kakaknya Rivera," Riv meniru perkataan Samudera. Tidak bohong kok karena Samudera memang terlihat tampan dengan baju batiknya.
"Kalian tuh gimana sih, apa enggak lihat mama papanya yang emang udah ganteng sama cantik," balas Mama Riv tidak mau kalah.
"Iya iya udah lihat," ucap Samudera dan Riv bersamaan dan keduanya kontan berhigh five.
"Ayo berangkat!" Ajak Papa Riv lalu merangkul bahu Mama Riv dengan mesra.
Riv memandang kedua orangtuanya dengan pandangan takjub. Riv ingin memiliki suami seperti papanya yang pengertian, lemah lembut dan terlihat sangat menyayangi mamanya. Sayangnya, hilal jodoh Riv saja belum kelihatan.
"Loh, Riv mau berangkat bareng Pra?"
Riv mengalihkan pandangannya mendengar ucapan sang papa. Ternyata ada Pra di depan gerbang. Pra terlihat sangat tampan dengan batik berwarna putih, serasi dengan Riv.
"Dia gak ngabarin aku deh," balas Riv lalu berjalan mendekati Pra yang berdiri di depan mobil milik pria itu.
"Kok kesini?" Tanya Riv tanpa basa-basi.
"Emang gak boleh?" Pra menaikkan sebelah alisnya lalu memindai penampilan Riv dari bawah ke atas. Riv tersenyum dengan percaya diri karena dirinya terlihat sangat cantik.
"Boleh sih tapi itu kan acara orang tua lo," balas Riv lalu buru-buru menambahkan, "gue cantik kan?"
"Iya. Mana pernah lo kelihatan jelek?" Tanya Pra entah serius atau bercanda.
"Nah, maka dari itu kenalin gue ke sepupu lo yang ganteng-ganteng itu," ucap Riv.
"Gampang kalau itu."
"Kalian mau berangkat bareng?"
Riv mengalihkan pandangannya ke arah sang mama yang sudah berdiri di sebelah Riv. Riv melihat Pra yabg dengan sigap menyalimi mama dan papanya serta memberikan pelukan khas laki-laki pada Samudera. Sedekat itu Pra dengan keluarganya.
"Iya Mommy cantik," jawab Pra lalu mempersilahkan kedua orang tua Riv untuk berangkat terlebih dahulu.
Setelah kedua orang tua Riv plus Samudera sudah pergi lebih dahulu, Pra mengulurkan tangannya yang langsung Riv terima dengan senang hati.
Riv masuk kedalam mobil Pra dengan perasaan bahagia. Namun Riv juga merasa ada yang menatapnya tajam hingga bulu kuduknya merinding. Ah mungkin saja hantu, ada Pra jadi Riv tidak takut.
"Lets go!"
TBC