Chereads / Dunia Dalam Novel: Aku Rubah Endingnya / Chapter 13 - Jian Yuncheng Demam

Chapter 13 - Jian Yuncheng Demam

Tuan Cheng datang ke Kota Heng Yuan? Dalam cerita novel, tidak banyak cerita tentang tokoh tersebut untuk sekarang, jadi Jian Yiling juga tidak tahu mengapa Tuan Cheng bisa muncul di Kota Heng Yuan saat ini.

Jian Yiling sama sekali tidak tahu bagaimana akhir cerita tentang Tuan Cheng, serta perkelahiannya dengan tokoh utama pria itu, karena dia belum sempat membaca novel tersebut sampai akhir. Dia hanya membaca sampai bagian di mana Jian Yiling meninggal, lalu terjadi kecelakaan di laboratoriumnya, dan dia tiba-tiba melampaui dimensi hingga bisa sampai masuk ke dalam dunia novel ini.

Jian Yiling mengetahui kalau Tuan Chen memiliki temperamen yang tidak baik, dan terkenal buruk.

Tuan Cheng melakukan sesuatu dengan sangat berlebihan, dan tidak memperdulikan akibatnya. Dia tidak terlalu peduli dengan apapun, termasuk nyawanya sendiri.

Dia tidak takut mati, dan orang yang takut dia mati adalah keluarganya.

Orang-orang Kota Ning selalu mengatakan bahwa mereka tidak takut pada apapun yang terjadi, dan paling takut saat mendengar Tuan Cheng bilang jantungnya sakit.

Tuan Cheng hanya bilang jantungnya sakit, tapi semua orang di Keluarga Zhai akan langsung panik dan tidak bisa tenang sama sekali.

Setelah meminum teh, langit terlihat sudah berubah menjadi sangat gelap, tapi Nenek Jian masih tidak ingin melepaskan Jian Yiling.

"Wen Nuan masih perlu menjaga Yunnao, kamu juga sangat sibuk dengan bisnis di perusahaan, lebih baik cucu kesayanganku ini tinggal di sini saja?" Nenek Jian ingin membuat Jian Yiling tinggal di rumahnya.

"Yuncheng sudah mengundang seorang guru privat, jadi Yiling harus belajar setiap hari."

"Kalau bukankah kamu bisa minta guru privat itu untuk datang ke sini, beres kan?" Nenek Jian tidak merasa ini adalah sebuah masalah, pokoknya tidak ada yang lebih penting daripada cucu kesayangannya.

"Ibu …" Ekspresi Jian Shuxing tampak tak berdaya, dia lalu menatap ayahnya dengan tatapan memohon.

Baru belakangan ini Jian Yiling menjadi penurut, kalau dia dibiarkan tinggal di rumah neneknya, pasti dia akan dimanjakan oleh neneknya, dan bagaimana jika sikap pemberontaknya malah kembali?

"Baiklah, kalau kamu menginginkan Yiling, dua hari lagi sudah akhir pekan, aku akan menyuruh orang untuk mengantarnya agar tinggal di sini selama dua hari."

Kakek Jian sudah mengatakan keputusannya, dan sudah menahan keinginan Nenek Jian serta menyuruh istrinya untuk melepaskan Jian Yiling supaya bisa pulang bersama ayahnya.

###

Dalam beberapa hari ini, Jian Yiling selalu berada di rumah, kalau bukan pergi ke ruangan kakak keduanya, dia pasti sedang mendengarkan penjelasan dari Qin Chuan di ruangan belajarnya setiap hari.

Pagi ini, ketika Jian Yuncheng bangun, dia merasakan kepalanya berat dan tenggorokannya sangat kering dan menyakitkan. Dia ingin mengatakan sesuatu, tetapi hanya bisa mengeluarkan suara yang serak.

Jian Yuncheng merasa kalau dirinya sedang sakit dan demam.

Jian Yuncheng meraba dirinya sendiri, dan memastikan kalau dirinya memang sedang demam, kemungkinan besar ini pasti dikarenakan flu yang sedang menyebar.

Saat ini ayahnya sudah pergi ke kantor, sementara ibunya sedang menjaga Yunnao di rumah sakit.

Jian Yuncheng kembali berbaring, dia ingin berbaring lagi dan mungkin dia akan merasa baikan.

Dalam keadaan setengah sadar, pintu kamarnya terbuka, sosok bayangan seseorang yang kecil terlihat memasuki kamar.

Dan melangkah pelan ke samping Jian Yuncheng, lalu diikuti dengan satu tangan kecil yang lembut di atas dahinya.

Jian Yuncheng tahu kalau orang itu adalah adiknya, Jian Yiling.

Hanya saja, dia tidak tahu apa yang sedang adiknya lakukan. Tidak lama kemudian, Jian Yiling pergi meninggalkan ruangan.

Jian Yuncheng mengira Yiling pergi. Tetapi tidak lama setelah itu, Jian Yiling kembali lagi dengan membawa beberapa barang di tangannya. Lalu ada benda dingin yang diletakan di atas dahinya, dan Jian Yuncheng pun tersadar.

Dia melihat sosok bayangan yang sibuk di samping ranjangnya, tatapan Jian Yuncheng tampak dipenuhi dengan perasaan bingung sekaligus penasaran.

Jian Yiling mengambil obat demam dan obat anti inflamasi, lalu memberikannya kepada Jian Yuncheng. "Bagaimana bisa kamu tahu kalau aku sedang sakit?" Suara Jian Yuncheng terdengar serak, dia terlihat kesulitan berbicara, dan bicara sebentar membuatnya benar-benar menguras semua tenaga dalam tubuhnya.

"Kamu tidak bangun sejak pagi." Jian Yuncheng sangat disiplin dalam kesehariannya, setiap hari dia selalu bangun tepat waktu.