Chereads / Dunia Dalam Novel: Aku Rubah Endingnya / Chapter 14 - Masakan Jian Yiling

Chapter 14 - Masakan Jian Yiling

Hari ini Jian Yuncheng masih belum bangun, dan membuat Jian Yiling merasa ada yang salah. Setelah menunggu beberapa jam dan masih belum melihat Jian Yuncheng keluar, dia pun langsung masuk ke dalam kamar Jian Yuncheng.

Melihat Jian Yuncheng masih tertidur, Jian Yiling berjalan ke arah ranjangnya dan meraba kening kakaknya.

Dan dia pun baru mengetahui kalau Jian Yuncheng sedang demam.

Jian Yuncheng tahu dirinya sedang demam, kalau tidak ingin pergi ke rumah sakit, dia harus makan dan minum obat.

Jian Yuncheng masih belum mengulurkan tangan, tapi tangan kecil yang putih dan lembut itu langsung memasukkan obat itu ke mulutnya.

Jian Yuncheng pun membuka mulut dan menelan obat yang sudah masuk ke dalam mulutnya. 

Kemudian Jian Yiling mengambil air hangat dan memberikannya kepada Jian Yuncheng yang menundukkan kepala agar bisa minum.

Dan Jian Yuncheng pun minum obat dengan air hangat.

Obat tersebut kini sudah bereaksi, karena Jian Yuncheng langsung merasa ngantuk.

Dia masih merasakan keberadaan orang lain di sampingnya, tapi orang itu sangat tenang dan tidak menganggunya.

Namun dia bisa merasakan kalau Jian Yiling yang sedang mengganti kain basah di keningnya.

Tidak terasa sudah lewat setengah hari, dan saat Jian Yuncheng bangun lagi, dia merasakan dirinya lebih baikan.

Ketika membuka mata, dia melihat Jian Yiling duduk di samping ranjangnya dan sedang membaca dalam diam.

Gadis itu terlihat sangat tenang, penurut, dan menjaganya dalam diam.

Merasakan Jian Yuncheng sudah bangun, Jian Yiling pun langsung berdiri.

Lalu pergi keluar dari kamar.

Sementara Jian Yuncheng tampak tertegun.

Tidak lama kemudian, Jian Yiling kembali ke kamar dengan membawa bubur kerang yang masih panas.

Jian Yiling meletakkan bubur kerang itu di samping kepala ranjang, lalu sepasang matanya yang berbinar tampak sedang menatap ke arah Jian Yuncheng ...

Apakah Jian Yiling sedang mengawasinya makan bubur?

Jian Yiling melihat satu mangkok bubur kerang itu, aromanya sangat harum dan langsung membuat orang ingin memakannya.

Kebetulan, Jian Yuncheng juga sedang sangat lapar, dari pagi sampai sekarang dia masih belum makan apapun. 

Jian Yuncheng mengambil mangkok bubur itu, setelah suapan pertama, dia langsung tidak bisa berhenti memakannya.

Bubur ini sangat enak, dia juga tidak tahu apakah ini karena dia yang terlalu lapar, jadi bubur kerang yang biasa langsung berubah menjadi seenak ini. 

Ketika Jian Yuncheng sedang makan, dia lalu melihat Jian Yiling membalikkan badan dan keluar dari ruangan lagi.

Lalu tidak lama kemudian adiknya itu kembali lagi.

Tangannya membawa satu piring besar, dan di atas piring tersebut ada 8 mangkok kecil yang disusun rapi, setiap mangkok kecil di dalamnya berisi makanan untuk sarapan yang terlihat sangat menggiurkan.

Ada tumis salmon, wortel yang dimasak dengan daging sapi, lobak asin, telur rebus setengah matang, sup ikan tahu, jagung bakar, tuna, dan buah-buahan. 

Semua makanan itu terlihat sangat menggoda dan menggiurkan.

Jian Yuncheng pikir dia sudah kenyang setelah makan bubur tadi, tetapi setelah melihat makanan kecil yang dihidangkan tersebut, nafsu makannya langsung muncul kembali.

Dan dia pun langsung memakan kedelapan makanan itu dengan lahap.

Setelah makan dengan kenyang, Jian Yuncheng langsung merasakan tenaganya sudah kembali. 

8 makanan di mangkok kecil itu bersih tanpa ada sisa sama sekali.

Jian Yiling lalu membawa semua mangkok itu keluar.

Dia tidak mengatakan apapun, dan malah menggunakan tindakan untuk menunjukkan maksudnya dengan baik.

Jian Yuncheng melihat adiknya sendiri menjadi penurut, dan itu membuat api amarahnya terhadap sang adik perlahan-lahan sudah berkurang.

Lalu Jian Yuncheng membuka laptopnya, dirinya sudah tidur lebih dari setengah hari, dan sudah ada banyak masalah yang tertunda.

Ketika sedang mengurus masalahnya, Jian Yuncheng tiba-tiba memikirkan sarapan yang tadi dia makan. Entah sejak kapan Bibi An belajar membuat sarapan dengan gaya jepang, dan rasanya sangat enak. 

Jian Yuncheng ingin meminta Bibi An untuk membuatkan makanan seperti itu ketika Jian Yunnao pulang dari rumah sakit, supaya bisa menikmati sarapan seperti itu di pagi hari.

Tapi Jian Yuncheng tidak tahu kalau hari ini Bibi An sedang libur, dan Bibi Mo sedang membantu Wen Nuan di rumah sakit, jadi di rumah hanya dia dan Jian Yiling saja.