Berjam-jam telah mereka lalui, kini saatnya untuk pulang. Seperti biasa Sandy menghampiri meja Via dengan senyuman khasnya.
"Eh, kalkulatornya berapaan?" tanya Via saat Sandy yang jahil sedang mengacak-acak tempat pensil miliknya.
"Apaan sih," jawab Sandy cuek.
"Yeh, yang bener ngapa. Berapa? Nih gue ganti," kata Via menyodorkan selembar uang lima puluh ribuan pada Sandy.
"Yeh, nggak usah!" tolak Sandy.
"Ih, nggak mau ah!" tangan Via dengan lancang menyimpan uang itu disaku baju seragam Sandy.
Sandy mengambil lagi uang Via lalu menyimpannya di meja gadis itu, "udah gue ikhlas, kok. Anggep aja hadiah ulang tahun dari gue!"
Via menyipitkan matanya, "Yang bener, Sandy?" tanya Via.
Sandy hanya menjawab dengan menaik-turunkan kedua alisnya sambil tersenyum.
"Ya udah deh, makasih, ya," jawab Via pasrah yang padahal dalam hatinya bersorak gembira.
"Yuk, balik!" ajaknya sambil berjalan menuju pintu.