'Beiming Yechen….'
Jantung Ji An'an yang berdebar seakan terasa mau melompat keluar. Ia tidak berani meyakini kedatangan pria itu!
Tatapan pria muda itu terlihat begitu dalam. Pandangannya juga sangat tajam seakan menembus diantara rintik hujan ini. Akan tetapi, kabut tebal yang keluar hari ini membuat segalanya terlihat begitu tidak nyata.
Ada dua kali sambaran guntur yang menerangi langit untuk sejenak. Ya, cuaca di bulan dua ini memang sangat dingin. Hanya berdiri di teras sebentar saja, ia dapat merasakan hembusan angin yang dinginnya mampu menusuk sampai ke tulangnya. Hawa dingin ini sungguh membuatnya merasa tidak nyaman, bahkan sampai hatinya.
Ji An'an tidak peduli dengan apapun, ia pun langsung pergi ke dalam dan mengambil payung untuk segera turun ke bawah.
Ketika di rumah Keluarga Beiming, Beiming Yechen melewatinya dengan perasaan dingin. Bukankah saat itu Beiming Yechen tidak menyadari keberadaannya?