Waktu berlalu dengan sendirinya, sekarang sudah hari Minggu terakhir sebelum Ujian Nasional. Peyvitta sekarang tengah berbaring di kasur dengan banyak buku yang berantakan di atasnya.
Awal mulanya Peyvitta niat untuk belajar, tapi dia tidak bisa membohongi dirinya sendiri. Peyvitta sekarang tidak bisa menstabilkan pikirannya, rasanya dia ingin mengalihkan banyak hal yang sekarang tengah mengganggu dan juga memenuhi pikirannya, tapi sayang Peyvitta tidak bisa melakukan semua hal itu.
Tiba-tiba air matanya menetes, menelusuri pipinya.
Bayangan pada saat dirinya menemani Devian kembali terbayang, entah kenapa kehidupan Peyvitta sekarang hanya diisi oleh bayangan-bayangan masa lalunya yang membuat dirinya merasakan sakit yang berasal dari sebuah penyesalan akan apa yang sudah terjadi sebelumnya.
"Kak Dev ..." lirih Peyvitta sambil terus meneteskan air matanya. Sekarang pipinya sudah basah oleh air mata yang merupakan air mata kerinduannya pada seorang Devian.