"Lampiaskan emosi kamu kepada orang, jangan pada barang."
Setelah melihat kalau Devian beberapa kali melampiaskan emosinya pada barang-barang yang ada di sekitarnya, akhirnya Ardian berbicara juga.
Ardian sebenarnya tidak mau kalau anaknya terus-terusan melampiaskan emosinya dengan cara terus memukul tembok kamarnya dengan begitu keras, karena itu hanya akan membuat dirinya terluka.
Ardian tidak mau kalau anaknya terluka dengan cara yang seperti ini. Devian memikirkan kalimat yang sudah Ayahnya ucapkan dengan berulang kali.
Setelah beberapa saat Devian memikirkan kalimat itu, akhirnya Devian mengerti ke mana maksud dari kalimat yang sudah Ayahnya ucapkan.
"Vian pamit," ucap Devian. Devian langsung menyalami tangan Ayahnya.
"Jangan langsung emosi, pikirkan apa yang akan kamu lakukan."
Ardian tidak langsung melepaskan tangan Devian. Ardian ingin kalau Devian berpikir terlebih dahulu sebelum bertindak. Ardian tidak ingin anaknya merasakan yang namanya penyesalan.