"Pulang atas kemauan kamu atau pulang atas paksaan Ayah?"
Devian mengerti ke mana maksud dari kalimat yang sudah Ayahnya katakan, tapi dirinya masih merasa begitu berat untuk meninggalkan kuburan Peyvitta. Dirinya masih ingin membuang waktunya lebih lama lagi di tempat peristirahatan terakhir Peyvitta.
"Vian sudah terbiasa dengan sebuah paksaan." Devian berucap dengan nada yang begitu datar.
Devian berucap sambil memperhatikan Ayahnya dengan tatapan yang tanpa arti. Devian ingin kalau Ayahnya berpikir akan apa yang sudah dia maksud dari kalimat yang sudah dia ucapkan.
Ardian terdiam sambil mencerna maksud dari kalimat yang sudah anaknya ucapkan. Ardian sangat paham ke mana tujuan anaknya mengucapkan hal itu.
Ardian malas berdebat, Ardian langsung melangkahkan kakinya terlebih dahulu ke tempat di mana mobilnya berada. Ardian melirik ke arah beberapa orang yang ada di sini.
"Baik Bos."
