Ardian menatap lurus ke depan, Ardian tidak memperhatikan Devian yang sekarang tengah menatap ke atas memperhatikan wajahnya dari posisi yang jauh lebih rendah.
Ardian tidak mau memperhatikan apalagi menatap sorot mata Devian, karena sebenarnya Ardian tidak tega melihat anak laki-lakinya yang sekarang sedang berlutut di hadapannya.
Ardian sedari dulu tidak pernah membiarkan anaknya untuk berlutut di depan siapa saja, karena di mata Ardian, tidak ada orang yang boleh membuat anaknya berlutut, yang ada adalah mereka yang harus berlutut di depan anaknya.
Ardian tetap membiarkan hal ini, karena sekarang anaknya berlutut di hadapan orang yang berstatus sebagai Ayahnya, bukan di hadapan orang lain yang sama sekali tidak berperan penting dalam kehidupan Devian.
"Vian minta maaf sama Ayah."
Devian berucap dengan nada yang begitu serius. Ekspresi yang tengah Devian pasang sekarang juga merupakan ekspresi yang serius. Devian memang serius berniat untuk meminta maaf pada Ayahnya.