Download Chereads APP
Chereads App StoreGoogle Play
Chereads

CERMIN

🇮🇩juwar_iyah
--
chs / week
--
NOT RATINGS
6.1k
Views
Synopsis
Mirror-touch synesthesia suatu kondisi yang menyebabkan seseorang merasakan sensasi sentuhan saat melihat orang lain di sentuh. Sebuah kelainan yang jarang ditemukan ini hanya diidap oleh 1,6% manusia dari seluruh populasi manusia. Dimana otak penderita terhubung dengan empati dan persepsi yang ada di sekitarnya. Bagaimana kehidupan seorang gadis paling peka di dunia menjalani kehidupan penuh drama ini?
VIEW MORE

Chapter 1 - Prolog

Seorang anak laki laki sekitar 10 tahun sedang memeluk kakinya dan membenamkan kepalanya. Bahu bergetar menandakan ia sedang menangis. Seorang gadis mendekati anak yang sudah basah kuyup akibat hujan. Gadis itu dapat merasakan ketakutan yang menyeruak kedalam hatinya. "Kakak kenapa?" tanya gadis itu polos sepolos dompetnya author. Anak itu mengangkat kepala perlahan guna melihat siapa yang mengganggunya. Tidak ada tanda tanda menjawab membuat gadis dengan payung di tangan,jaket pink yang tidak di retsleting dengan jelas menampakan gaun hijau di bagian bawah sedikit basah.

"Kau tidak papa,kak?"tanya gadis itu sekali lagi tapi lawan bicara belum juga angkat bicara. Anak kecil itu masih fokus memandangi wajah polos gadis kecil di depannya membuat sang empu mendengus. "Iih,jawab dong. Mara enggak suka di cuekin," ucap gadis yang bernama Mara seraya menggembungkan pipinya kesal. "Imut," gumam bocah lelaki itu pelan tapi masih do dengar Mara. "Kau bilang apa?". "Enggak ada," dingin sedingin kulkas. Hobi bener ni anak tidur di kulkas.

"Yaudah kalau enggak butuh," ucap Mara membalikkan badan bersiap pergi. "Siapa?" suara itu membuat Mara membalikkan badannya kembali. "Mara. Kalau kakak?". "A__"ucap anak itu terpotong saat seorang wanita paruh baya berteriak. "Mara!Ayo pulang!"teriak wanita itu di dekat mobil hitam dengan payung kuning di pegangannya. Tanpa pikir panjang,Mara langsung memberikan payung yang ada di tangannya.

"Jangan nangis lagi,ok," ucap Mara mengacungkan jempol lalu berlari pergi. Tanpa di sadari anak lelaki itu tersenyum menatap punggung Mara yang lama kelamaan menghilang.

Cttaarr...

"Argt...,"teriak bocah itu semakin mengeratkan pegangannya pada payung pemberian Mara itu. Entah bagaimana ceritanya bocah penakut itu bisa sampai duduk sendirian di taman.

TBC.