Download Chereads APP
Chereads App StoreGoogle Play
Chereads

Introvert Meet Popular

🇮🇩Leavana
--
chs / week
--
NOT RATINGS
11.2k
Views
Synopsis
Adeo Nevandio. Cowok yang selalu bikin manusia super jutek macam Lidya merinding. Jadi setiap kali lihat Deo, Lidya akan menyamarkan keberadaannya seperti  bunglon. Padahal Deo bukan pangeran buruk rupa. Ganteng? Banget. Baik? Kelewat baik malah. Populer? So pasti. Pinter? Jangan ditanya. Soleh? Deo rajin ke Masjid kok. Jadi sebenarnya apa yang bikin Lidya menghindari Deo? *** Ini bukan cerita badboy ketemu goodgirl, bukan juga sebaliknya. Cerita ini juga bukan tentang cewek melarat dibucinin cowo sultan. Bukan. Cerita ini ga se-mainstream itu. Intinya kalian disini bakal menemukan sesuatu yang beda. Sesuatu yang ga kalian temukan di cerita lain. So, enjoy and let's reading!
VIEW MORE

Chapter 1 - Prolog

Bising suara tawa dari segerombolan cowok yang baru saja memasuki sebuah Cafe itu membuat beberapa orang yang mendengarnya mendelik sinis karena merasa terganggu. Teriknya sinar matahari yang terasa membakar kulit membuat kepala sebagian besar orang pusing, dan suara tawa dari segerombolan cowok itu sama sekali tidak memberi kesejukan bagi mereka.

Dengan penuh kegaduhan mereka mulai mengisi salah satu meja yang berada di tengah-tengah Cafe. Menyandarkan punggung lelah mereka pada sandaran kursi dengan santai. Setelah lelah bermain basket memang paling asyik mengistirahatkan tubuh bersama segelas ice greentea dan beberapa potong donat sambil menikmati dinginnya AC Cafe. Berterima kasihlah pada Erick yang telah memberikan saran.

"Wah... Gila! Seger bener!" seru Naufal antusias yang langsung menyeruput jus mangga kesukaannya sesaat setelah pelayan membawakan pesanan mereka.

"Si Jonna pasti nyesel gak dateng ke sini," ucap Erick setelah selesai meminum moccafloat miliknya.

Reza dengan gaya kalemnya hanya tersenyum mendengar ucapan kedua makhluk jadi-jadian itu. Tatapannya justru tertuju pada Deo yang asyik menikmati ice greentea tanpa merasa terganggu sedikit pun.

"Lo abis ini mau ke mana, De?" tanya Reza tiba-tiba, sukses membuat Deo terkejut.

"Entah. Latihan band mungkin," jawab Deo setelah mengatasi keterkejutannya.

Mendengar jawaban dari Deo, seketika Erick langsung mendelik tajam. Tampak tidak suka dengan jawaban yang diberikan Deo. "Apaan tuh?! Enggak ya, males gue," protesnya sambil menekuk wajah.

Naufal dengan tak berdosa menggeplak bahu Erick sangat keras, "Good boy! Mending kita main ML!" katanya memprovokasi Erick.

Setelahnya mereka berdua ber-high five tanpa peduli dengan pandangan aneh Deo dan Reza, juga pengunjung Cafe yang lain.

"Sabar ya, De. Gue tau pasti berat punya personil band pemalas macem mereka," ujar Reza dengan ekspresi prihatin yang dibuat-buat.

"Apaan?! Lo juga personil BlackGalaxy!" sungut Deo menggebu-gebu.

Tetapi Reza malah cengengesan, "Lo sih, harusnya konfirmasi sama kita dulu kalo mau latihan," katanya, lalu melahap donat yang terhidang di atas meja.

"Maksud gue latihan solo. Gue tau kalian pasti gak bakal mau, jadi gue mau latihan sendiri aja," jawab Deo yang kembali menyandarkan punggungnnya sembari menggulir halaman beranda instagram, yang kebanyakan berisi foto-foto unggahan teman satu sekolahnya.

Erick yang awalnya sedang berdebat dengan Naufal langsung menyeletuk, "Rajin amat kayak perawan."

"Setan!" umpat Deo melirik Erick dengan sinis. Tapi yang dilirik malah menyengir tak berdosa.

Hingga alunan melodi piano yang terdengar dari arah mini stage di tengah-tengah Cafe pun menginterupsi obrolan mereka. Suara merdu seseorang yang berhasil menggelitik indera pendengaran Deo, membuat cowok itu dengan cepat melihat ke arah cewek yang duduk tepat di depan sebuah grand piano.

Seorang cewek bertubuh mungil dengan rambut hitam sepunggung yang memainkan piano sambil bernyanyi penuh penghayatan tersebut, berhasil membuat Cafe yang sebelumnya ramai menjadi hening. Seluruh perhatian pun tertuju padanya.

♪I can see the first leaf falling

It's all yellow and nice

It's so very cold outside

like the way I'm feeling inside♪

♪I'm a big big girl

in a big big world

It's not a big big thing if you leave me

but I do do feel that

I do do will miss you much

miss you much...♪

♪Outside it's now raining

and tears are falling from my eyes

Why did it have to happen?

Why did it all have to end?♪

♪I'm a big big girl

in a big big world

It's not a big big thing if you leave me

but I do do feel that

I do do will miss you much

miss you much...♪

"Lagu lawas, tapi enak didenger."

Deo menganggukan kepalanya tanda setuju dengan pendapat Reza. Baru kali ini dia merinding mendengar seseorang bernyanyi. Penghayatan cewek itu benar-benar membuat Deo bisa merasakan sedihnya makna dari lagu yang dinyanyikan.

Penghayatannya menghantarkan sengatan menyesakkan yang memilukan. Cewek yang satu ini bernyanyi dari lubuk hatinya. Secara tak langsung dia mengungkapkan perasaannya lewat sebuah lagu. Itulah yang dipikirkan Deo.

♪I have your arms around me warm like fire

but when I open my eyes

You're gone...♪

♪I'm a big big girl

in a big big world

It's not a big big thing if you leave me

but I do do feel that

I do do will miss you much

miss you much...♪

Permainan musik cewek itu teramat bagus sehingga semua orang terpana. Seluruh pengunjung Cafe bertepuk tangan memuji penampilannya begitu cewek itu selesai bernyanyi. Tak terkecuali empat cowok yang duduk di meja depan mini stage. Mereka bersorak antusias.

"Kalian tau siapa cewek itu?" tanya Deo sambil menatap wajah ketiga temannya, sedangkan sebelah tangannya menunjuk tempat di mana cewek tadi berada.

Secara kompak mereka bertiga menggelengkan kepala.

"Jadi penasaran," gumam Deo, pandangan matanya segera mencari-cari sosok mungil yang tadi membuatnya terpukau. Namun, yang dicari sudah tak terlihat di mana-mana.

"Sial!"

◇◇◇