Rizky berjalan sendirian di tengah gelapnya malam. Dengan hanya modal senter di hp nya, rizky memberanikan dirinya untuk jalan pulang ke rumah. Salah dia sendiri. Kenapa tak cepat cepat pulang. Malah bermain hingga tengah malam.
SREK.. SREK..
Rizky dengan cepat memutar kepalanya. Kakinya gemetar karena takut. Sayup sayup, dia mendengar suara seperti gesekan kuku dan kayu.
"Si-siapa kau?"
"Click Clack. Click Clack."
Seketika bulu kuduk rizky meremang. Click Clack? Bukankah itu psikopat yang kakinya lumpuh? Wanita tua yang berjalan menggunakan kuku panjangnya. Dia gemar menculik dan memakan lidah anak anak. Dan kabarnya, tak boleh ada anak anak yang keluar jam 7 keatas sampai jam 3 pagi.
Rizky melirik jam di ponselnya. Waktu menunjukkan pukul 11 malam.
"Jangan main main denganku kau ya!" Bentak rizky. Pria tua itu muncul dari balik semak semak. Tertawa dengan aneh sembari menatap tajam rizky.
"Hei, anak manis. Kemarilah. Aku punya beberapa coklat dan permen,"
Rizky menggeleng keras. Dia segera lari sekencangnya. Tapi, wanita itu lebih cepat darinya. Dan sekarang sudah ada di depannya.
"Aaakkh!!…" sekejap suara Rizky tertelan. Tentu saja. Dia mati di tangan Click Clack. Pria tua itu menggorok leher rizky dengan kuku tajamnya. Mencongkel kedua mata rizky, kemudian memakannya.
Itu kejadian pertama. Hei, kalian tau? Click Clack itu sebenarnya wanita tua yang sangat baik. Dia suka anak anak. Entah ada apa dengannya. Kakinya lumpuh setelah terpeleset di kamar mandi. Kukunya memang panjang. Sangat panjang. Jika menusuk jantung saja bisa menembus sampai punggung.
Nia hendak pergi bermain ke rumah temannya. Ibunya tiba tiba memanggilnya.
"geri, ingat nak, jangan pulang sampai jam 7 lebih ya? Kamu tau kan Click Clack berkeliaran sekitar jam 7. Kamu harus pulang sebelum jam 7," pesan ibu. Nia hanya mengangguk pelan sembari berlari keluar.
Waktu menunjukkan pukul 6.30. Nia ingat jika dia harus pulang sebelum jam 7. Dia berlari menyusuri jalanan.
"Semoga masih sempat."
Nafasnya terengah. Dia sampai di depan pintu. Ketika ia memutar grendel pintu, hah?! Terkunci?! Kepanikan menguasai nia.
"Ibu! Buka pintunya! Aku pulang, ibu! Jawab aku!" nia terus berteriak menggedor pintu.
SREK.. SREK..
"Anak yang manis,". Nia menoleh gemetar. Click Clack berada persis di belakangnya. Dan kini, pria tua mencengkeram roknya.
"IBU!! BUKA PINTUNYA-" Suara nia menghilang. Click Clack menusuk lehernya dari belakang. Dia menyeret nia menuju semak semak yang mengarah ke hutan.
Click Clack memotong lidahnya dan memakannya. Kepala Nia bahkan sudah terbelah. Isi kepalanya sudah keluar sebagian. Click Clack menghabiskan seluruh isi tubuh Jane.
Keesokan harinya,
"Astaga! Nia!" Ibu Nia keluar dengan panik. Mendapati darah berceceran di halaman rumahnya. Ibu mengikuti bekas darah yang sudah mengering itu. Kakinya melemas. Melihat putrinya hanya tinggal kepala dan bagian tengkorak yang lain.
"Nia! Maafkan ibu! Semalam ibu tak sengaja tidur! Nia! Jawab ibu, nak! Kamu mendengar ibu kan?!" Ibu menangis histeris sembari memeluk tubuh Nia yang sudah habis.
Setelah kejadian itu komplek mereka menjadi lebih hati hati dan geri, tiara, irham dan gore sangat bersedih atas kepergian nia.