Hevan membuka pintu rumah ayahnya dengan paksa. Tendangan kuat yang dia layangkan bahkan mampu memecahkan kaca pada bagian atas pintu tersebut. Dadanya membuncah penuh amarah yang tertuju kepada papah kandungnya. Langkah kakinya berhenti tepat di depan targetnya.
Zaida tak kalah emosi,amarahnya tersulut hebat saat mengetahui bahwa anaknya terlibat dengan kasus penculikan Siska dan Temannya. Tentu saja kehadiran Hevan langsung menyeretnya ke dalam jurang permasalahan antara Zaida dengan Johannes.
"Kau bodoh?! Kenapa kau terlibat saat kau tau bahwa Siska bukan hanya sebatas anak dokter dan pengacara?!"bentak Zaida dengan mata berkilat tajam memandangi anaknya.
Hevan tak peduli,telinganya tuli. Otak dan hatinya hanya terisi dengan kata-kata Fran yang tak enyah sedikitpun. Bahkan saat Hevan di interograsi,ucapan Fran itu terus berputar bagaikan kaset yang tak berujung.