"Dipercepat?"tanya Rehna dengan wajah antusias. Terlihat sebuah senyuman sempat terpatri di bibirnya.
Nyonya Caramela mengangguk dengan sebuah senyuman. Zyan terlihat biasa saja dengan hal ini,dia tak antusias ataupun membencinya. Afka merutuki ayahnya yang masih saja menjadi budak cinta dari Rehna padahal telah dikhianati. Entah apa yang ada di pikiran ayahnya hingga begitu mencintai wanita ular itu.
"Aku gak setuju,"tolak Afka. Kalau pertunangan ini dipercepat,artinya dia memiliki waktu yang lebih sedikit untuk mencari cara menggagalkannya. Hal ini membuat Afka merasa frustasi.
"Kenapa Afka?"tanya Rehna. Wajah antusias itu berubah menjadi geram.
"Kita masih sekolah,"jawab Afka.
Rehna dan Nyonya Caramela bertatapan. Entah apa yang ada di pikiran keduanya,yang jelas mereka terlihat seperti sedang bertelepati.
"Pertunangan ini bisa membuat kamu lebih tenang sedikit Afka,"ucap Nyonya Caramela.