Di depan nyalanya api unggun yang membara dengan percikan abu berlarian mengikuti arah angin yang ada, dua hati yang bertentangan tengah bertatapan. Dua manik yang berbeda tengah mengunci satu sama lain. Yang satu terlihat gelap dan pekat dengan sebuah harapan di dalamnya, dan yang satu lagi terlihat terang dan berbinar dengan sesuatu yang dia sangkal terus menerus.
"Apa yang berbeda?" Tanya Arion, si pemilik manik pekat tersebut.
Manik mata terang milik Thea berputar, menatap bintang dan bulan yang terlihat jelas di atas sana. Jari lentiknya menunjuk bulan, kemudian kepalanya menoleh ke arah Arion.
"Bulan yang besar dan mendominasi itu adalah kamu, Lion." Katanya. Sekarang, jari itu berpindah pada bintang-bintang yang sangat banyak bertebaran di angkasa luas. Terlihat indah meskipun redup seketika.