Kemarin ruang inap Ghirel diisi dengan canda tawa dari banyak orang. Bahkan, Afka tertawa lepas dengan sang istri yang sekarang sedang terbaring dalam kondisi kritis. Semuanya berlangsung sangat cepat saat pagi-pagi kondisi Ghirel tiba-tiba menurun drastis.
Canda tawa kemarin seperti ilusi untuk Afka. Membayanginya terus menerus dalam rasa takut yang berlebih. Dia tidak menangis. Dia hanya diam mematung memperhatikan istrinya dengan mata yang kembali terpejam.
"Padahal aku sangat menyukai mata semanis madu milikmu. Bisakah kau bangun kembali? Membuka matamu setelah berjuang sangat sulit?" Lirih Afka. Tangan pria itu menggenggam hangat tangan Ghirel. Dia terus merapalkan segala doa yang diketahuinya.
Kondisi Ghirel berangsur seperti ini. Naik turun tidak menentu karena komplikasi kehamilannya yang cukup parah. Dia sesekali dalam kondisi yang sangat baik, bisa berjalan kesana-kemari. Namun, tak jarang dia juga dalam kondisi yang sangat buruk hingga harus dilarikan ke rumah sakit.