Afka mendengus kesal saat pintu rumahnya di ketok dengan sangat kencang oleh seseorang. Dia sudah mengetahui siapa pelakunya. Tak ada seseorang yang berani melakukan hal ini kecuali Siska. Gadis yang selalu bersikap bar-bar terhadap dirinya.
Saat pintu rumah terbuka, benar-benar Siska yang berdiri di depannya. Gadis itu terlihat panik dengan mata yang menyorot Afka tajam. Seakan dia ingin membunuh Afka melalui laser yang tertanam di matanya.
Afka melirik Siska dengan malas. Dia sudah tahu apa yang ingin Siska katakan.
"Berhenti mengurusi rumah tanggaku. Aku tahu kapan aku harus kembali." Ketus Afka tangannya masih menggenggam gagang pintu, mencoba untuk menutupnya. Namun, Siska menahan tak kalah kuat menggunakan kakinya.
"Aku tidak akan memintamu pulang. Aku hanya ingin memberitahu bahwa Ghirel sedang berada di rumah sakit. Dia baru saja pingsan." Kata Siska.