Junco membuka matanya, melihat sekitar dan sedikit terkejut saat dirinya tidak berada di dalam kamarnya sendiri. Kepalanya terasa sangat pusing karena alkohol yang terlalu banyak menguasai dirinya. Dia juga sedikit pengar.
Pemua itu turun dari ranjang, kemudian menemukan segelas air putih di meja dekat sana. Junco menenggaknya hingga habis. Tenggorokannya terasa sangat kering.
Dia mencoba mengingat apa yang dia alami semalam hingga harus berada di dalam kamar kakaknya yang berada di apartemen Afka. Tempat yang paling Junco hindari. Seingatnya, semalam Junco minum sendirian di sebuah bar. Kemudian dia mabuk dan seseorang memesankannya taxi.
Sialnya, saat supir taxi bertanya tentang tujuan Junco, pemua itu malah mengarahkannya ke tempat ini. Tempat kedua yang dia hindari setelah kematian kakaknya.
Tunggu, kakaknya? Sekilas banyakan Ghirel muncul di dalam benak Junco.