Afka menguap, meregangkan tubuhnya yang terasa sakit karena tertidur di kursi kerjanya. Semalam, ada pekerjaan mendadak yang tidak bisa diambil alih oleh Fran. Mau tidak mau, Afka sendiri yang harus mengurusnya. Meskipun dengan bantuan dari Alvaro, tetapi Afka tetap kelimpungan dengan masalah perusahaan kali ini.
Apalagi, Alvaro akhir-akhir ini terlihat lebih murung dari biasanya. Afka jadi merindukan Alvaro yang biasanya. Alvaro dengan banyak bualan dan kata-kata recehnya.
Baru saja Afka membatin tentang Alvaro, pria itu tiba-tiba membuka pintu ruang kerjanya. Afka hanya memperhatikan Alvaro yang tengah mengucek matanya.
"Kau tumben sekali bangun pagi dan memasak." Kata Alvaro.
"Apa kau melindur? Kembalilah ke kamarmu, jangan seperti anak kecil!" Afka mendengus kesal. Dia berdiri, meregangkan kakinya yang sedikit kram akibat tertekuk semalaman.
"Aku tidak melindur. Ada aroma masakan yang tercium sampai ke kamarku. Ehm, bahkan sampai sini." Kata Alvaro.