"Ada keperluan apa Pak Richard memanggil saya ke sini?" Richard mendongak, menemukan kepala gadis itu berada di antara pintu yang setengah terbuka. Richard memberi intruksi agar gadis itu masuk dan duduk di depannya.
"Tunggu lima belas menit, saya akan menyelesaikan ini terlabih dahulu," kata Pak Richard.
Gadis itu menurut, dia duduk di depan Pak Richard dengan tenang. Sedangkan Pak Richard terlihat masih fokus dengan laptop miliknya, sepertinya Pak Richard sedang mengurus sesuatu yang mendesak.
Waktu terus berlalu, gadis itu masih terdiam mengamati Pak Richard dengan segala kegiatannya. Dia sedikit mendesah kesal, lima belas menit berjalan sangat lama terasa seperti lima belas tahun. Kalau bukan nilai taruhannya, gadis itu tidak akan sudi untuk menunggu selama ini. Apalagi menunggu seseorang yang tak dekat dengannya.
Tiba-tiba, gadis itu tersadar saat mendengar suara pria dua puluh delapan tahun itu.