Chereads / Kenapa Aku Sendirian / Chapter 40 - Kerajaan ketiga.

Chapter 40 - Kerajaan ketiga.

Di lain tempat Lyra, Katanci, dan Nero sedang berada di depan kerajaan ketiga. Lyra semakin khawatir terhadap keadaan Rira tapi Katanci menggatakan kepada Lyra supaya tetap tenang,

Lyra memasuki gerbang depan kerajaan ketiga dan di sana begitu banyak penyihir yang berada di atas tembok kerajaan, sebagian menggunakan buku sihir dan sebagian menggunakan tongkat sihir.

Semua penyihir menggunakan sihirnya masing-masing dan sihir itu langsung mengarah ke Lyra, namun sayang Katanci menggunakan pelindung yang terbuat dari jaring laba-laba.

Katanci maju ke depan dan memanggil Loss dan mereka berdua akan mengatasi penyihir yang berada di sekitar kerajaan. Nero menggenggam tangan kanan Lyra dan mereka berdua pun berlari menuju ke tempat Pangeran,

Lyra memegangi dadanya yang terasa panas dan merasakan kalau denyut jantungnya semakin cepat saat Lyra melihat Nero. Lyra bertanya-tanya kepada dirinya sendiri mengenai kondisinya ini,

Mereka berdua membuka ruangan satu per satu dan menemukan ruangan dengan sebuah pintu berwarna emas yang berkilau, tanpa pikir panjang Nero langsung membukanya karena hal itu Lyra melepaskan genggaman tangan Nero dan mereka sekarang terjebak di tempat yang gelap gulita tanpa penerangan.

Nero merasa mual dan dia mununduk dan memegang mulutnya dengan kedua tangannya karena dia merasa sangat pusing dan tidak dapat bergerak. Lyra melihat ke sekeliling dengan santai karena dia terpengaruh oleh kondisi saat ini,

Lyra menatap ke atas dan mengulurkan tangan kanannya ke atas lalu tangan kirinya mengepal dan Lyra memukul ke atas dengan tangan kirinya itu, alhasil sesuatu terdengar retak dan terdengar suara orang yang sedang ketakutan. Lyra menurunkan tangan kanannya setelah itu dia meminta Nero yang memukul ke atas,

Nero berdiri dengan keadaan lemas karena terlalu pusing, dengan pelan Nero memukul ke atas dan mereka berdua keluar dari tempat aneh tadi dan kondisi Nero menjadi lebih baik. Lyra berjalan ke depan dan menatap seorang penyihir yang memakai tongkat sihir sedang ketakutan setengah mati.

Lyra melihat tongkat sihir yang sedang di pegang oleh penyihir itu telah rusak karena Lyra memukulnya dari pada orangnya yang rusak lebih baik tongkatnya. Penyihir itu meringkuk di hadapan Lyra karena takut akan di bunuh olehnya, Nero yang melihat itu mendatangi mereka berdua.

"Yang merusak tongkat sihirmu bukan aku tapi Nero!" Lyra pergi begitu saja setelah mengatakan hal itu kepada penyihir itu.

"Aku lagi... Aku lagi... Lyra kau mau ke mana? Kita tanya dulu jangan pergi begitu saja kan jadi dramatis." Nero merasa ada yang aneh dengan Lyra setelah meninggalkan Rira sendirian di penginapan.

Nero bertanya kepada penyihir yang sedang meringkuk itu untuk menunjukkan jalan ke ruangan Pangeran, namun penyihir itu masih saja meringkuk karena masih takut dan dia tidak mengatakan sepatah kata pun.

Nero memberikan penyihir itu sekantong uang untuk membeli tongkat baru supaya dia masih bisa menjadi penyihir kalau tanpa tongkat nanti tidak bisa mengeluarkan sihirnya. Penyihir itu melihat sekantong uang itu lalu mengambilnya dengan tangan kanannya setelah itu penyihir itu memberi tahu Nero kalau ruangan Pangeran pertama berada di lantai paling atas,

Dengan pintu berwarna hitam dan memiliki lambang tongkat yang di silangkan dengan pedang dan tengahnya ada ukiran berbentuk buku sihir. Kemudian Nero pergi dari sana dan mencari Lyra untuk memberi tahu lokasi Pangeran pertama,

Lyra sedang melihat sebuah pohon dengan daun yang sangat hijau di tengah-tengah taman kerajaan karena penasaran Lyra mendekati pohon itu dan menyentuh batangnya yang berwarna cokelat, dengan senyuman kecil dan ekspresi sedih Lyra menatap ke atas pohon itu dan melihat sebuah kertas yang tersangkut di dedaunan pohon tersebut.

Lyra memanjat pohon itu lalu duduk di batang pohonnya lalu mengambil kertas itu, ternyata kertas itu adalah selembar koran lama. Lyra membaca judul koran itu 'Sang pembantai kerajaan dan Sang pengguling kerajaan' hanya dengan membaca judulnya Lyra tahu kalau koran itu membicarakan dirinya.

"Masa lalu tidak dapat di ubah seperti yang aku inginkan, setelah di anggap seperti itu maka yang bisa ku lakukan adalah berjalan ke depan tanpa ragu karena aku harus tetap melangkah meskipun dengan kesedihan atau pun rasa sakit dan penyesalan." Lyra menutup matanya dan mengingat kejadian yang telah ia lakukan hingga membuat banyak orang menangis.

Mereka semua menangis karena kehilangan keluarga mereka dan mereka melapiskan kesedihan mereka dengan balas dendam. Namun meskipun berhasil balas dendam bukan berarti keluarga mereka akan kembali menjadi manusia melainkan hawrei atau pun selrei.

"LYRAAAA... KAU DENGAR AKU? AKU ADA DI BAWAH." Nero berteriak memanggil Lyra yang berada di atas pohon.

Lyra membuka matanya dan melihat Nero yang berteriak seperti mau permen, Lyra turun dan mendengar informasi dari Nero mengenai letak ruangan Pangeran pertama. Dengan cepat mereka berdua langsung pergi ke sana tanpa mempedulikan penyihir yang sedang menyerang mereka berdua.

Saat ingin pergi ke atas yang menjadi permasalahannya adalah melalui tangga atau lift sihir yang berada di depan mereka berdua. Lyra langsung menerobos lewat atas tanpa melewati tangga atau pun lift sihir, karena tidak ingin menghabiskan banyak tenaga Nero naik ke atas dengan lift sihir.

Lyra terus menerobos ke atas dengan memukul lantai demi lantai yang menghalanginya sampai dia berada paling atas, Katanci yang melihat Lyra melalui jendela dia ikut menerobos masuk lalu mengejar Lyra.

Setelah mereka berdua sampai duluan 'Thing' terdengar bunyi lonceng lift sihir. Nero keluar dari lift dan melihat lubang dan kerusakan yang di sebabkan oleh Lyra dan Katanci. Nero mendatangi mereka berdua di depan pintu yang di tunjukkan oleh penyihir yang sedang meringkuk sebelumnya.

Saat ingin membuka pintunya mereka bertiga jatuh ke dasar kerajaan dan tempat itu tidak lain adalah ruang bawah tanah. Nero yang merasa punggungnya sangat berat mencoba berdiri dengan sekuat tenaga,

Lyra berada di atas Katanci sedangankan Katanci berada di atas Nero. Dengan wajah marah Nero meminta mereka berdua untuk pergi dari atas punggungnya, karena merasa kasihan mereka berdua berdiri dan pergi dari punggung Nero.

Katanci mengendong Nero lalu Lyra meloncat dengan sekuat tenaga ke atas dengan kecepatan tinggi begitu pula dengan Katanci yang sedang membawa Nero yang mukanya memerah.

Seluruh bangunan bergetar hebat dan hampir runtuh kerajaan itu, Lyra langsung membuka pintu itu tanpa basa-basi sebelum runtuh lagi lantainya. Mereka bertiga pun masuk ke dalam dan bertemu seorang pria yang sedang membaca buku sambil kedua kakinya naik di atas meja orang itu adalah Pangeran pertama.

"Akhirnya ketemu Pangeran kutu buku!" Lyra menatap Pangeran pertama.