Chereads / FARA / Chapter 19 - 19

Chapter 19 - 19

Gani keluar dari ruang dokter dengan wajah yang datar. Dengan segera dirinya berlalu ketaman belakang untuk menelepon Vano, Gani sangat yakin bahwa Vano yang notabenenya pacar Fara saja tidak tahu apa yang Fara idap penyakitnya.

Mengetahui fakta baru yang membuat hatinya merasakan sakit, ketika seseorang yang dirinya sayang mengidap penyakit mematikan.

Gani tak suka dengan keadaan seperti ini, ia ingin mengatakan ke Fara bahwa dirinya sangat sayang dengan perempuan itu, namun disisi lain ia tahu ia tak ada hak, sudah ada Vano yang menempati hati Fara lebih dulu.

Lagi, Gani geram dengan sifat dan sikap Vano yang labil seperti ini. Dulu ia sudah mengalah jika tau bahwa Gladis juga suka dengan Vano, begitupula dengan Vano yang ternyata diam diam menyukai gadis yang ia sukai juga.Gani tak ingin terlihat egois hanya karena perempuan, ia tahu bahwa pertemanan lebih penting daripada cinta.

-Flashback On

"Syif, aku mau ngomong sama kamu"

Perempuan dengan jepitan yang menempel dirambutnya menoleh kearah Vano, ia tersenyum dengan manis dengan gigi putihnya.

"Ano mau ngomong apa sama ifa?" tanya gadis itu dengan senyum yang tak lepas dari bibirnya

Gani yang juga ada disana menoleh melihat interaksi kedua sahabatnya. Namun kali ini ia tak suka, ia tahu Vano suka dengan Gladis. Meskipun umurnya baru menginjak SMP kelas 2 tetapi dirinya sudah tahu apa itu cinta.

"Adis main lagi yuk, Vano juga mau ikut main?" tanya Gani yang memecah keheningan diantara ketiganya

Gladis menatap Gani sebal, padahal dirinya sudah menunggu Vano untuk bicara, namun Gani memecahkan semuanya.

"Nanti Gani, Vano katanya mau ngomong sama aku" ujar Gladis dengan menatap Gani dan Vano bergantian.

"Aku suka sama kamu syif, kamu mau jadi pacar aku?" tanya Vano dengan satu tarikan nafas

Gladis yang mendengar itu tersenyum malu malu dengan menganggukkan kepalanya, ia pikir selama ini cintanya hanya bertepuk sebelah kanan, namun nyatanya tidak, itu membuat hati Gladis senang bukan main.

Vano yang melihat Gladis mengangguk malu malu, tersenyum tipis lalu mengacak rambut gadis kesayangannya.

Gani melihat semuanya, tak satupun momen tersebut hilang dalam ingatannya, disaat kedua sahabatnya sedang bahagia, dirinya malah tersakiti, ia pikir Gladis suka dengannya karena perhatian perhatian yang terkadang Gladis berikan kepadanya membuat hatinya berdesir.

Ia pikir ini bukan cinta, hanya rasa sayang dan nyaman sesama sahabat. Namun nyatanya perkiraan itu salah, selama berdekatan dengan Gladis jantungnya selalu berdetak lebih cepat, setiap perhatian yang Gladis berikan membuat dirinya nyaman.

Ini tak mungkin dibiarkan jika dirinya marah dengan Vano, sebisa mungkin ia menurunkan egonya untuk tidak ingin egois.

"Semoga kalian langgeng yaa, gue seneng dengernya" ujar Gani dengan senyuman yang manis

"Makasih Gani" ujar mereka berbarengan

"Jangan sakitin Adis No, gue tau lo nyakitin dia abis lo sama gue" ujar Gani dengan nada bercanda walau itu memang benar niat dari hati kecilnya

"Iya Iya" ujar Vano dengan tawa yang mengiringi.

-Flashback Off

Gani memijat kepalanya dengan pelan, sekarang dirinya berada ditaman belakang rumah sakit. Ia ingin menenangkan pikirannya yang tiba tiba memikirkan masa lalunya.

Gani mengambil handphone berlogo apel itu disaku celananya, lalu ia menelepon Vano untuk memberitahu apa yang Fara derita.

Dering pertama langsung diangkat oleh Vano, tak ingin terlihat dirinya mempunyai masalah, Gani menelepon Vano seperti biasanya.

Gani menggantungkan ucapannya, dirinya ingin tahu seberapa gigih Vano mencari tahu tentang gadisnya sekarang.Ia yakin, pasti Vano akan mencari tahunya jika dia benar benar sayang dengan wanitanya.

Gani sengaja mematikan teleponnya secara sepihak, dering telepon disaku celananya tak ia hiraukan, senyum jahil terbit dibibir Gani, ia sangat bahagia jika membuat temannya tersiksa.Gani tak tahu saja jika Vano benar benar tersiksa dengan berita gantung yang diberikan olehnya.

Gani pun berjalan dengan santai keruang rawat Fara seperti tak ada beban dihidupnya, padahal Gani sama rapuhnya dengan Fara. Namun Gani bisa mengubah ekspresinya dengan baik, hingga tak ada satupun orang yang tahu apapun masalah yang ada dihidupnya.

***

"Eunghhh" lenguhan Fara membuat Gani yang baru saja memejamkan matanya dengan segera menuju kearah brankar Fara.

"Mana yang sakit Far?" tanya Gani dengan raut wajah yang khawatir

"Air" gumam Fara yang menghiraukan ucapan Gani, saat ini dirinya butuh minum, tenggorokannya sangat kering membuat dirinya sakit ketika berbicara.

Gani yang mendengar gumaman Fara dengan segera mengambil air yang sudah tersedia dinakas. Gani membantu Fara untuk minum, karena sangat susah jika minum sambil tiduran.

"Makasih Gan, gue mau duduk. Pegel tiduran terus" ujar Fara yang langsung dibantu oleh Gani

"Lo udah baikan?" tanya Gani dengan sorot mata yang sangat khawatir

"Gue gapapa Gani, jangan khawatir gitu" ujar Fara menatap Gani dengan senyum tipis yang tulus

"Vano mana? Belum kesini?" tanya Fara yang membuat Gani terdiam sebentar

"Eumm, Vano mungkin capek kali Far. Lagian sekarang baru jam 4 subuh, pasti lagi molor dia" ujar Gani yang membuat Fara memajukan bibirnya beberapa senti membuat Gani gemas.

"Bibir lo ngapa maju maju, minta dicium?" tanya Gani dengan gelak tawanya

"Apasih" ujar Fara memalingkan wajahnya kesamping, semburat merah yang ada dipipi Fara membuat Gani tersenyum.

"Far, kalo gue bilang gue suka sama lo, gimana?" tanya Gani yang membuat Fara menoleh

"Ma..maksudnya?" tanya Fara dengan raut wajah yang bingung

"Lo gak mungkin gak paham apa maksud gua"

"Tapii..."

"Gue tau lo ada Vano, gue cuma nanya kalo misal gue suka sama lo gimana?"

"Yaa... yaa gapapa, itu kan hak masing masing lagipula gue gak maksa buat siapapun suka atau gak suka sama gue"

"Gue suka jawaban lo" ujar Gani dengan kekehannya

"Yaudah, lo tidur gih Gan. Gue mau istirahat dulu. Byee" ujar Fara yang langsung merebahkan dirinya dan memejamkan mata, tak lama ia pun sudah terjun kealam mimpinya.

Melihat Fara yang terlelap, Gani sadar ia mencintai Fara melebihi cintanya dulu dengan Gladis, dulu jika Gladis diambil Vano, Gani masih bisa menahan egonya, namun untuk Fara sepertinya Gani ingin egois. Ia ingin memiliki Fara seutuhnya, apapun itu resikonya Gani tak perduli. Untuk kali ini biarkan Gani bahagia menemukan cintanya, ia yakin akan menjaga Fara dengan penuh kasih dan sayang.

Tak ada penderitaan lagi yang mereka dapat, didalamnya hanya kebahagiaan yang selamanya akan tetap seperti itu.

Kali ini Gani ingin menang, ia ingin Fara menjadi miliknya, selamanya.

Lalu Gani pun terlelap disamping Fara dengan tangan yang menggenggam satu sama lain.

***