Chereads / Legions Era (Hiatus) / Chapter 1 - Prolog

Legions Era (Hiatus)

Ron_Azure
  • --
    chs / week
  • --
    NOT RATINGS
  • 25.8k
    Views
Synopsis

Chapter 1 - Prolog

Surabaya, 1 Januari 2056

Di sebuah kamar yang berukuran 4 x 5 meter yang gelap, seorang Laki-laki berumur sekitar 25 tahun berbaring di dalam sebuah alat berbentuk seperti ranjang.

Ya! Dia berbaring di dalam, bukan di atas ranjang. Ranjang ini adalah alat yang menghubungkan kesadaran seseorang ke dunia virtual.

Tinggi ranjang itu hanya satu meter dengan pajang dan lebar 2,3 x 1 meter. Diatasnya terdapat tutup yang cukup tebal, dengan lubang-lubang kecil dipermukaannya. Di permukaan ranjang terdapat lapisan lembut setebal 30 cm sebagai ganti kasur. Warnanya biru transparan dan kelihatan nyaman saat tidur diatasnya. Ranjang ini dilengkapi ratusan sensor yang secara terus-menerus memantau kondisi tubuh penggunanya, untuk memastikan kesehatan dan keamanannya.

Sejak dua puluh tahun yang lalu, dunia digemparkan oleh sensasi yang dibuat perusahaan yang tidak pernah terdengar sebelumnya. Mythech, sebuah perusahaan asal Indonesia mengumumkan telah memproduksi alat yang bisa menghubungkan kesadaran manusia ke dunia virtual.

Perusahaan ini mengklaim selama sepuluh tahun telah bekerja sama dengan beberapa militer dari berbagai negara mengembangkan teknologi ini. Teknologi ini memungkinkan para tentara bertempur secara virtual, sehingga mereka bisa berlatih dalam simulasi pertempuran secara aman.

Setelah sepuluh tahun pengembangan, Mythech mendapatkan izin dari PBB dan negara-negara yang terlibat dalam pengembangan teknologi ini untuk membuka layanan dunia virtual ini ke publik. Mereka menyebut alat yang mereka produksi dengan nama ViR-Ca, singkatan dari Virtual Reality Capsule.

Pada mulanya, ViR-Ca hanya dapat mengakses ruang virtual pribadi atau disingkat RVP. RVP adalah ruangan virtual yang bisa diatur oleh pemiliknya dengan berbagai tema, seperti kamar tidur, pantai, lapangan basket dll. Karena waktu di RVP dapat diatur beberapa kali lebih cepat dari waktu di dunia nyata, RVP sangat populer di kalangan dunia pendidikan dan kreatif.

Sejalan dengan perkembangan teknologi, terutama di bidang kecerdasan buatan, gim-gim virtual mulai diproduksi oleh banyak perusahaan dengan ViR-Ca sebagai konsolnya. Gim dengan tema pertarungan, olahraga, music, hingga MMORPG bermunculan dan diterima masyarakat dunia.

Salah satu gim yang paling populer adalah gim MMORPG besutan perusahaan Rundeer, Soul Realm. Selama hampir 10 tahun beroperasi, gim ini memiliki pemain aktif sebanyak ratusan juta orang.

Dua bulan lalu, Rundeer mengumumkan akan membuka gim MMORPG baru. Berbeda dengan Soul Realm, gim ini akan bertemakan pembangunan kota dan pertempuran. Di gim ini, pemain hanya memiliki satu nyawa. Saat pemain mati, dia harus memulai lagi dari awal. Gim ini bertajuk Legions Era.

Pengumuman itu mendapatkan berbagai tanggapan dari berbagai pihak. Banyak orang menyayangkan tema yang dibawa gim ini. Gim virtual bertema pembangunan kota atau kerajaan bukan pertama kalinya dibuat. Perusahaan-perusahaan lain ada yang pernah mengusung tema itu. Tapi tidak satupun dari gim-gim itu yang menembus sepuluh juta pengunduhan. Hal ini dikarenakan semua gim itu dituding menerapkan pay to win konsep. Hanya orang yang mau mengeluarkan banyak modal yang dapat bertahan. Banyak pengamat memprediksi, Legions Era tidak jauh berbeda dengan gim-gim itu.

Apalagi seorang pemain hanya memiliki satu nyawa, membuat banyak orang pesimis dengan prospek gim ini. Karena dengan hanya satu nyawa, sulit untuk para pemain mencoba hal-hal baru. Mereka akan bermain secara konservatif, tidak mau mengambil resiko. Tentu hal semacam itu tidak 'menyenangkan'. Mereka memprediksi gim ini tidak akan bertahan lama karena tingkat kesulitan yang tinggi.

Mengenai reaksi publik, Rundeer tidak mengeluarkan satupun pernyataan. Sebulan sebelum tanggal dirilis yaitu tanggal 1 Desember 2055, Rundeer merilis sebuah video trailer tentang Legions Era.

***

Para awal video, ditayangkan barisan rapi ribuan prajurit manusia yang mengenakan armor dari kulit dan bersenjatakan tombak sepanjang tiga meter serta memakai perisai di tangan kirinya dalam posisi bersiap. Di belakang mereka, pasukan pemanah membawa busur bersiap melontarkan anak panah. Setelah diberi isyarat, ratusan anak panah terlontar ke arah depan sejauh puluhan meter dan menghujani pasukan orc yang berlari ke arah formasi pasukan bertombak.

Puluhan orc terkena anak panah dan terjatuh. Tapi orc-orc dibelakang mereka tidak peduli dan tetap berlari menerjang lawan.

Anak-anak panah terus menghujani para orc, tapi mereka tidak gentar. Saat jarak mereka sudah dekat dengan pasukan bertombak, para orc mempercepat larinya dan mengayunkan kapak mereka ke hutan tombak yang menyambut mereka.

"Hooaa...," Para orc berteriak dengan suara menggelegar.

Banyak tombak-tombak yang patah, tapi banyak juga orc yang mati terkena tusukan beberapa tombak. Saat kedua pasukan bertemu, benturan keras terdengar, lalu tulisan 'Legions Era' muncul.

Setelah itu ditunjukkan suasana ramai sebuah kota, tiga anak manusia, elf dan dwarf berlarian di pasar yang ramai. Para pedagang dan pembeli yang terdiri dari berbagai ras sibuk berdagang.

Lalu adegan beralih ke sebuah tambang di perut sebuah gunung, para dwarf mengayunkan beliung yang terbuat dari besi ke dinding gua, di antara mereka beberapa humanoid yang memiliki telinga dan ekor seperti tikus tanah menggali dinding dengan kuku-kuku panjangnya.

Salah satu dwarf berhenti mengayunkan beliungnya. Sambil tertawa, dia meraih bijih logam berukuran sebesar kepalan tangan dan melemparkannya ke keranjang di bawahnya.

Adegan selanjutnya memperlihatkan seekor burung camar yang melayang di atas laut, tidak jauh darinya kapal layar berukuran besar bergerak pelan menuju sebuah dermaga. Lalu terlihat aktivitas pelabuhan yang sibuk.

Adegan-adegan berikutnya menggambarkan aktivitas berbagai ras mulai dari manusia, elf, dwarf, beastmen hingga orc yang berburu dan para goblin yang yang menyerang beberapa kereta kuda yang sedang berhenti.

Ada pula adegan yang menunjukkan hewan-hewan ajaib semisal rusa setinggi tiga meter yang tubuhnya bercahaya berlari dengan cepat di hutan yang rimbun dan beberapa hewan sejenis raptor mengejarnya.

Ada pula seekor naga yang terbang tinggi di sisi gunung berapi dan gurita raksasa yang bertarung dengan kawanan ikan hiu.

Diakhir video, ditayangkan sebuah kota yang besar, tembok tinggi lebih dari 20 meter mengelilinginya. Di atas tembok, puluhan prajurit berlalu lalang.

Di sebuah sudut tembok terdapat menara setinggi lebih dari 50 meter. Di sebuah ruangan di atas menara, seorang manusia tua berjubah abu-abu sedang melakukan semacam eksperimen. Lalu salah satu cincinnya memancarkan cahaya kebiruan. Dia lalu menghentikan kegiatannya dan tubuhnya menghilang dari ruangan itu.

Adegan selanjutnya, di sebuah lapangan yang luas, ratusan laki-laki dari berbagai ras melakukan latihan. Ada seorang elf yang melepaskan anak panah dan tepat mengenai kepala orang-orangan yang terbuat dari kayu. Ada pula seorang manusia berduel dengan seorang beastman bertubuh besar, terlihat dari telinga dan ekornya, dia adalah manusia harimau.

Di sudut lain, seorang dwarf mengayunkan kapak besarnya berulang-ulang. Udara seakan bergetar akibat setiap ayunan kapaknya.

Lalu seorang manusia tengah baya yang memakai Armor logam berwarna keemasan dengan jubah berwarna merah mendekati dwarf itu sambil mengangguk puas. Dwarf itu membungkukkan badannya untuk memberi hormat dan melanjutkan latihannya. Laki-laki itu lalu kembali berjalan mengawasi para prajurit yang berlatih.

Lalu seorang elf yang dari seragamnya terlihat dia memiliki pangkat cukup tinggi menghampiri laki-laki itu. Setelah memberi hormat, dia berkata, "Jenderal, Yang Mulia memanggil seluruh Jenderal. Mohon Jenderal segera menuju ke istana untuk menghadiri rapat."

Wajah laki-laki itu lalu berubah serius, "Baiklah. Aku akan segera menghadap," Keduanya lalu bergegas berjalan menuju luar lapangan.

Di adegan berikutnya, di sebuah ruangan yang megah, lebih dari 100 orang berkumpul. Diantara mereka ada laki-laki tua yang memakai baju abu-abu dan Jenderal yang tadi mengawasi latihan para prajurit. Mereka sedang mengobrol dengan kolega mereka masing-masing.

"Perhatian! Yang Mulia Raja Arteta memasuki ruangan." Seorang penjaga dari luar berteriak.

Mendadak, suasana ruangan itu menjadi hening. Lalu seorang pria berusia sekitar 30 tahunan memasuki ruangan. Memakai jubah dari kulit beruang dan memakai mahkota dari emas, dia berjalan dengan pelan.

"Hidup Yang Mulia Raja Arteta!"

"Hidup Yang Mulia Raja Arteta!"

"Hidup Yang Mulia Raja Arteta!"

Suara 100 orang menggetarkan ruangan itu. Dari mata mereka, terpancar fanatisme saat melihat Raja mereka.

Setelah berada di depan singgasana, laki-laki itu membalikkan badannya dan memandang semua yang berada di ruangan itu. Terpancar kebanggaan dan ambisi dari bahasa tubuhnya.

Lalu video itu menjadi gelap dan muncul tulisan, "Kami menunggumu di tanggal 1 Januari 2056."

"Hidup Yang Mulia Raja Arteta," Teriakan itu masih terdengar hingga video itu berakhir.

***

Video berdurasi kurang dari lima menit itu kemudian viral. Jika sebelumnya, banyak komentar bernada sinis. Setelah dirilisnya video itu, antusiasme para pemain Soul Realm memuncak. Bagaimana tidak, Arteta, pemenang empat tahun berturut-turut Soul Arena dari kategori solo—kejuaraan setengah tahunan Soul Realm—menjadi raja di Legions Era.

Setelah itu, akun sosial media Arteta dibombardir oleh fansnya. Mereka menanyakan apakah dia benar-benar menjadi raja di gim itu. Mereka juga menanyakan, apakah keputusannya tidak mengikuti lagi Soul Arena selama tiga tahun terakhir karena menjadi pemain beta di Legions Era.

Arteta membenarkan semua itu, "Ya, setelah menjuarai kedelapan turnamen, Rundeer menawariku untuk menjadi beta tester gim baru mereka, Legions Era. Aku adalah salah satu dari 100 beta tester Yang direkrut Rundeer.

Jika aku harus menjelaskan dengan satu kata, mengenai Legions Era. Kata 'wow!' adalah yang paling tepat. Tidak seperti Soul Realm, Legions Era 'lebih hidup'.

NPC di gim ini benar-benar terasa hidup. Mereka memiliki pemikiran, ambisi, cinta dan pribadi yang tumbuh. Aku punya beberapa teman NPC, Aku sering kali lupa mereka adalah NPC saat bersama mereka.

Walaupun gim ini mengusung tema pembangunan kota dan perang, profesi lain juga ada. Pada mulanya aku hanya seorang petualang. Bersama skuat yang aku bentuk dengan beberapa NPC, kami menjelajahi dunia itu untuk memburu monster, mencari harta karun dan menjalankan berbagai misi yang disediakan asosiasi petualang.

Pihak Rundeer menjelaskan kepadaku, setelah tes beta gim ini selesai, akan ada fitur-fitur baru yang dirilis di Legions Era, jadi beberapa yang aku sampaikan bisa saja berbeda."

Setelah itu Arteta menceritakan pengalamannya di Legions Era. Dia menjelaskan bahwa kematian di gim ini tidak terlalu buruk, ada tiga slot Inventori yang bisa diisi oleh pemain. Benda yang disimpan di ketiga slot ini tidak akan akan hilang saat mati.

Setelah itu, Arteta menjawab pertanyaan fansnya satu persatu.

***

Seorang laki-laki duduk bersandar pada pohon di pinggir tebing. Di bawah tebing itu adalah rawa-rawa yang kaya dengan keragaman hayati. Burung-burung bergegas untuk pulang menjelang malam. Matahari sudah mulai tenggelam.

Tapi perhatian laki-laki itu tidak tertuju pada keindahan alam didepannya, tapi kepada layar hologram yang menampilkan halaman akun media sosial Arteta, yang membahas tentang Legions Era. Sambil sesekali menyeruput secangkir kopi, dia terus membaca.

Saat ini dia ada di RVP miliknya, dia memilih tema tebing di tepi rawa.

Lalu dilihatnya ujung kanan atas layar hologram itu, ada deretan angka 00:00:55. Setelah melihatnya sekilas, angka 55 berubah menjadi 54 dan sedetik kemudian 53.

"Keasyikan membaca, aku hampir saja melewatkan pembukaan Legions Era."

Dia lalu mengayunkan tangannya, dan layar hologram di depannya hilang. Dia lalu berdiri dan berkata, "Buka aplikasi Legions Era!"

Kemudian sebuah gerbang setinggi 5 meter muncul di depannya. Di pintu gerbang yang terbuat dari kayu, terdapat banyak ukiran yang menggambarkan pasukan, peperangan, dan hewan mitologi. Di atasnya tertulis Legions Era dan di gagang di kedua daun pintu, sebuah tulisan melayang di udara.

[Terbuka dalam waktu 00:00:35]

Laki-laki itu melipat tangannya sambil memandang hitungan mundur dengan tidak sabar.

[Terbuka dalam waktu 00:00:11]

Setelah itu angka besar berwarna putih muncul.

[10]

[9]

[8]

[7]

[6]

[5]

[4]

[3]

[2]

[1]

[Apakah anda ingin memasuki Legions Era?]

***