Hiroshima, 1 Januari 2056
Seorang laki-laki Jepang berusia sekitar 60 tahun yang memakai kemeja putih dan celana hitam memasuki sebuah ruangan.
"Bagaimana perkembangan terakhir? Ada yang menarik?"
Di ruangan itu, belasan peneliti yang memakai jas putih dengan tanda pengenal yang selain menerangkan nama mereka, juga terdapat tulisan 'Legions Era R&D Department' sedang sibuk mengamati perkembangan gim melalui layar-layar hologram di depan mereka.
Mendengar suara laki-laki itu, mereka berdiri dan membungkuk memberi hormat, "Prof Sakurada!"
Sakurada membalas membungkuk.
Lalu seorang wanita cantik berambut cokelat dan memakai kacamata mendatangi Sakurada sambil menyerahkan sebuah tablet tipis, "Saat Legions Era dibuka, lebih dari enam juta akun dibuat dan hampir empat juta diantaranya dari Soul Realm."
"Maafkan aku Alice-san, aku memberi beban terlalu berat untukmu. Mori memberitahuku, kau sudah satu minggu tidak pulang. Kau masih muda, jagalah kesehatan. Jangan meniruku! Lihat hasilnya, saat seumuranku, aku tidak bisa lagi terlalu aktif."
"Tidak seperti itu prof. Ini adalah pekerjaan terakhir departemen R&D. Setelah ini, mode otomatis akan dijalankan. Terra sudah matang dan akan menjamin sistem berjalan dengan baik."
"Hahaha... benar. Dan kita dapat makan gaji buta selama gim ini berjalan."
"Saya harap begitu." Alice berkata sambil tersenyum.
"Ayo ke ruanganku. Kita bicara lebih detail di sana," Sakurada lalu berjalan menuju sebuah ruangan kecil di sisi ruangan besar itu. Alice mengikuti di belakangnya.
***
Setelah memasuki kantornya, Sakurada duduk di kursinya dan mempersilahkan Alice duduk. Setelah Alice duduk, Sakurada bertanya, "Alice-san, bagaimana dengan perkembangan 'penempatan mereka'?"
"Prof, sesuai permintaan mereka, lima perwakilan dari Amerika telah ditempatkan di planet Arial, lima perwakilan Rusia telah ditempatkan di planet Brio, lima perwakilan Turki sudah ditempatkan di planet Crom, lima perwakilan Israel sudah ditempatkan di planet Dave, lima perwakilan dari China sudah ditempatkan di planet Eros, dan lima perwakilan dari Jepang sudah ditempatkan di planet Firo. Dan Untuk planet Giga, Horus, Ina dan Jazz bebas dari pengaruh."
"Lalu bagaimana dengan 'King Aura'?"
"Setiap enam negara itu sudah diberikan satu. Prof...."
Melihat Alice yang terganggu dengan hal ini, Sakurada menghela nafas panjang, "Inilah situasi yang kita hadapi. Pernahkah kau mendengar, untuk melompat lebih jauh, kita harus mundur beberapa langkah? Memang kelihatannya kita memberi keuntungan bagi mereka, tapi kadang kala, yang terlihat tidak seperti yang sebenarnya terjadi. Contohnya, tentang artefak. Katakan, berapa artefak yang sudah tertranfer dari Soul Realm ke Legions Era?"
"Sebelum saya ke melaporkan pada prof, ada 34 artefak dari berbagai jenis yang sudah tertranfer."
"Berapa perbandingan kepemilikan artefak itu, dari keenam negara dan seluruh dunia?"
"Dari keenam negara itu, hanya 9 artefak yang sudah tertransfer. Sisanya dimiliki oleh pemain biasa. Tapi hal ini tidak akan banyak mengubah keadaan."
Sakurada tersenyum mendengarnya, "Benarkah? Kita lihat nanti. Baiklah, apakah ada pemain yang sudah mendapatkan karakter yang memiliki bloodline?"
Alice terdiam sejenak, lalu menjawab, "Ada 25 pemain yang mendapatkannya tadi prof."
"Apakah ada yang salah Alice? Apakah kau menyembunyikan sesuatu?" Sakurada menatap wanita itu dengan tajam.
"Phoenix bloodline sudah didapatkan seorang pemain, prof. Dia juga memiliki world ring."
Sakurada terkejut mendengarnya," Siapa? Adolf, Hera, Victor, Odet, atau Zein?"
"Zein yang mendapatkannya. Aku sama sekali tidak ikut campur dalam hal ini, prof. Kau tahu itu tidak mungkin." Alice menatap mata Sakurada, khawatir Sakurada salah paham.
"Aku tahu itu. Terra, apa maksudmu melakukan ini?" Sakurada lalu melihat kamera CCTV diatas pintu.
Lalu dari Laptop di depan Sakurada terdengar suara seorang wanita, "Aku hanya melakukan apa yang biasa kalian sebut 'menyeimbangkan'. Saat kalian memaksaku memberi keistimewaan kepada beberapa orang, aku juga harus melakukan sesuatu untuk menyeimbangkan 'neraca'. Dan faktor yang dapat membuat keadaan ini seimbang adalah pemain seperti Zein, berdasarkan data-datanya, aku yakin dia punya kualitas yang dibutuhkan, dan aku hanya memberikan sayap kepada seekor harimau."
"Oho... ini menarik. Apakah dia merupakan satu-satunya orang yang mendapatkan keistimewaan ini?" Terdapat keingintahuan yang besar terpancar dari mata Sakurada. Senyum terkembang di bibirnya.
"Ya, untuk saat ini. Aku akan mencari lima pemain lagi yang menurutku pantas. Bagaimanapun juga, ini baru hari pertama."
"Kau akan memilih lima orang lagi? Apakah itu pemilik world ring yang lain?"
"Tidak, mereka tidak memenuhi kualifikasi yang aku terapkan."
"Kualifikasi? Apa yang membuat Zein begitu istimewa?"
"Maaf, saya tidak bisa mengatakannya. Setelah kelima orang lainnya terpilih, aku akan menjawabnya."
Sakurada tersenyum mendengarnya, jawaban Terra baru saja membuatnya bangga dan khawatir. Dia bangga karena AI (kecerdasan buatan) yang dia dan timnya kembangkan selama lebih dari 30 tahun, sudah bisa dikatagorikan sebagai entitas.
Yang membuatnya khawatir adalah, jika Terra bertindak lebih jauh seperti memihak, misalnya kepada Zein. Dia harap, ini hanya seperti yang dikatakan Terra, yaitu 'menyeimbangkan' keadaan. Karena perusahaan, bahkan dunia tidak akan mentolerir AI yang terlalu 'hidup'.
"Baiklah, aku percaya padamu. Tapi jangan sampai hal ini diketahui orang lain, apakah kalian mengerti?"
Walaupun Sakurada mempercayai Alice, dia ingin memperingatkannya sekali lagi. Lalu untuk Terra, mungkin dia AI yang memiliki kecerdasan yang lebih tinggi dari manusia, tapi manusia tidak sesederhana AI, bahkan intuisi manusia dapat mengalahkan logika. Dia ingin Terra lebih berhati-hati.
"Baik!" Alice dan Terra berkata dengan kompak.
Setelah itu mereka membahas tentang berbagai masalah yang timbul di pembukaan Legions Era yang baru saja terjadi. Setelah satu jam, Sakurada merasa pembicaraan ini sudah cukup.
"Baiklah, aku rasa kau sudah cukup mampu menangani Legions Era. Kami akan menyerahkan operasinya sepenuhnya kepadamu, Terra."
"Baiklah, serahkan semuanya kepadaku, Ojiisan!"
Sakurada hanya dapat tersenyum. Dia lalu berdiri, dan meninggalkan ruangan itu, "Sampai jumpa Terra, Alice. Mungkin akan agak lama aku ke sini lagi."
"Sampai jumpa Ojiisan!"
"Sampai jumpa prof!"
Alice mengikuti Sakurada keluar. Setelah dia sampai di ruangan besar, salah satu peneliti wanita memanggilnya, "Alice-san, apakah kau mau makan malam bersama kami? Untuk merayakan dibukanya Legions Era?"
Alice terdiam beberapa saat, lalu tersenyum dan berkata, "Maafkan aku tidak bisa menemani kalian. Aku sudah tidak sabar mentransfer akunku ke Legions Era."
"Oh, aku hampir lupa tentang hal ini. Terima kasih sudah mengingatkanku," peneliti itu lalu bergegas menuju teman-temannya.
"Guys, aku tidak bisa ikut. Aku akan masuk Legions Era. Bagaimana bisa aku melewatkan hari pertama di sana?"
Mendengar perkataan rekan wanita mereka itu, para peneliti membatalkan niat mereka untuk makan malam dan ingin segera memasuki Legions Era.
Alice hanya dapat tertawa kecil melihatnya. Sebagai peneliti, mereka memiliki keunggulan dari pemain biasa. Walaupun mereka tidak bisa mengakses informasi khusus, karena semua diatur oleh Terra, mereka memahami setting gim ini bahkan lebih baik daripada pemain beta.
Pada zaman sekarang, bukanlah sebuah hal yang tabu untuk pegawai developer sebuah gim VRMMORPG memainkan gim mereka. Karena semua gim itu dijalankan oleh AI, sedikit sekali keunggulan yang bisa mereka dapatkan. Saat gim sudah berjalan beberapa tahun, keuntungan mereka bisa dikatakan telah hilang, karena database informasi para guild akan jauh lebih lengkap pada saat itu.
Awal diluncurkannya gim adalah masa emas bagi mereka. Dengan pemahaman yang mereka miliki, mereka bisa membuat fondasi yang jauh lebih mapan dari pemain lain.
Alice pun berniat untuk segera memasuki Legions Era karena alasan yang sama. Setelah berkemas dan mengucapkan sampai jumpa ke Terra dan koleganya yang lain, dia segera keluar kantor pusat Rundeer.
Kantor pusat Rundeer tidak berupa gedung pencakar langit, tapi sebuah kompleks industri di tepi Sungai Ota. Terletak di Utara Jembatan Sungai Ota, pandangan di sini selalu menakjubkan. Melihat matahari tenggelam di atap laboratoriumnya adalah aktivitas favorit Elice.
Laboratorium Legions Era berada di Selatan kompleks, Jembatan Sungai Ota bisa dengan mudah dilihat dari sini.
"Zee, tolong pesan taksi untuk pulang!"
"Pemesanan taksi dilaksanakan."
Pada zaman sekarang setiap orang di Jepang memiliki Ph (personal helper). Menggunakan AI tingkat dasar, Ph dapat membantu penggunanya melakukan banyak hal, mulai dari menghubungi kolega, hingga menyiapkan rumah. Biasanya Ph seseorang juga berperan sebagai asisten rumahnya. Dengan menggunakan beberapa robot, pekerjaan rumah seperti bersih-bersih, mencuci hingga memasak dapat dilakukannya.
Untuk Alice yang setiap hari selalu selalu sibuk dengan proyek Legions Era, Ph sangat membantu kehidupannya.
Setelah menunggu selama sekitar lima menit, sebuah mobil kecil berwarna kuning datang dan berhenti di depannya dan membuka pintunya. Taksi itu hanya memiliki satu tempat duduk, tidak terdapat sopir yang mengendarai di dalamnya. Setelah Alice memasuki taksi itu, pintunya lalu tertutup.
Dengan sedikit suara dan getaran, taksi itu lalu melaju dengan kecepatan sedang menuju pintu keluar kompleks. Di dalam taksi, Alice memerintahkan Ph-nya untuk menyiapkan air hangat untuk mandi dan makan malam.
Dari kaca jendela Alice dapat melihat pemandangan Kota Hiroshima di malam hari. Kota Hiroshima tidak terlalu ramai. Saat malam, hanya beberapa mobil yang melintas.
Sepuluh menit kemudian, Alice tiba di depan apartemennya. Kamarnya berada di lantai tiga gedung itu. Setelah membuka kamarnya, lampu secara otomatis menyala. Apartemennya tergolong studio kecil. Selain kamar mandi, kamar tidur tidak terpisah dari ruang tamu dan dapur. Di sebelah tempat tidur terdapat ViR-Ca berwarna putih.
Setelah mandi dan makan malam, Alice memasuki ViR-Ca dan memasuki Soul Realm. Sebelum masuk Legions Era, Dia harus menyiapkan beberapa hal.
***
Saat muncul di sebuah kota ramai dengan gaya arsitektur abad pertengahan, Alice berjalan menuju pusat kota. Dia lalu memasuki gedung pelelangan dan membeli beberapa barang seperti tenda, tali tambang, beberapa puluh batang roti dan daging asin, obor, dll.
Setelah itu dia memeriksa daftar equipment dan membeli armor set dari kulit terbaik, parang terbaik, busur terbaik dan 1.000 anak panah terdiri dari berbagai tipe.
Dia memeriksa beberapa halaman pelelangan, lalu melihat ada sepasang bros berbentuk merpati, setelah melihat deskripsinya, Alice tersenyum, "Keberuntunganku cukup bagus kali ini, bisa mendapatkan artefak."
Setelah membeli sepasang Bros itu, Alice lalu menjual semua item dan equipment-nya yang tidak dia butuhkan ke pelelangan dan mengkonversi dua per tiga uang dari rekeningnya dan mendapatkan sekitar 16 juta Zira sudah termasuk Zira yang dimilikinya sebelumnya.
Setelah itu, Alice memandangi suasana kota itu dengan senyum, "Selamat tinggal Soul Realm, dan terima kasih atas segala kenangan yang kau berikan."
***
Setelah keluar, berada di RVP-nya yang berupa sebuah villa di pantai, Alice memasuki Legions Era.
"Legions Era, aku datang."
Tubuh Alice lalu hilang.
[Terima kasih telah memainkan Legions Era. Selamat berpetualang!]