Chereads / Legions Era (Hiatus) / Chapter 7 - 6. Misi

Chapter 7 - 6. Misi

Jika ada yang disesali Zein hingga saat ini adalah satu misi yang telah lepas dari genggamannya dahulu di Soul Realm.

Kota asal Zein bernama Fritown. Kota asal adalah kota yang dipilih pemain sebagai tempat memulai petualangannya di Soul Realm. Biasanya para pemain akan menjadikan kota asalnya sebagai pusat petualangannya, begitu pula Zein.

Zein menjadikan Fritown sebagai pusat kegiatannya dikarenakan sistem kontribusi yang terdapat di Soul Realm. Saat seorang pemain menyelesaikan misi di sebuah kota, maka dia akan mendapatkan sejumlah poin. Semakin banyak poin, semakin banyak fasilitas ataupun pelayanan yang dapat diakses pemain itu di kota tersebut.

Di tahun kelima Zein memainkan Soul Realm, terjadi sebuah event di kota Fritown. Event itu adalah sebuah kasus di mana tiga pemimpin sekte terlarang bernama bloodclaw dikabarkan telah menyusup ke kota itu. Saat itu sebuah misi tingkat epic diberikan kepada semua pemain. Pemain diminta untuk mencari keberadaan ketiga pemimpin sekte itu, 'membereskan' mereka, lalu melaporkannya kepada salah satu penjaga kota.

Misi ini menggemparkan seluruh pemain di kota Fritown, begitu pula Zein. Zein dan para pemain lalu melakukan pencarian di setiap sudut kota.

Para pemimpin sekte tersebut ternyata tidak sendiri, mereka membawa banyak pengikut mereka. Dalam proses pencarian, para pemain menemukan banyak pengikut sekte bloodclaw. Terjadilah benturan antara para pemain dan pengikut-pengikut sekte bloodclaw.

Level para pengikut bloodclaw saat itu lebih tinggi dari para pemain. Apalagi, beberapa pengikut bloodclaw merupakan NPC tingkat elit dan mereka jarang sekali sendiri.

Maka tidak ada pilihan lain bagi para pemain untuk membentuk tim-tim yang terdiri dari 10 pemain sampai 15 pemain.

Bagi Zein yang merupakan pemain solo, pilihan seperti ini adalah pilihan yang berat. Bagaimanapun juga, tim yang terbentuk dari beberapa pemain solo biasanya punya koordinasi yang buruk. Sedangkan untuk bergabung dengan tim yang sudah matang, Zein merasa itu adalah pilihan yang buruk, karena biasanya pemain solo yang bergabung dengan mereka hanya akan dijadikan 'cannon fodder'.

Dengan terpaksa Zein bergabung dengan sembilan pemain solo lainnya. Awalnya koordinasi mereka amburadul, membuat Zein yang merupakan salah satu pemain 'front line' di tim itu beberapa kali hampir terbunuh. Tetapi setelah beberapa kali bekerja sama, mereka dapat 'cukup' kompak.

Beberapa hari ke depannya mereka berhasil menemukan beberapa kelompok pengikut dan membereskan mereka. Hingga pada hari kelima event, satu pemimpin berhasil dibereskan sebuah guild bernama Sacred Vow, mereka adalah salah satu guild besar di kota Fritown.

Hal ini membuat semua pemain resah, mereka khawatir event ini akan segera berakhir. Para pemain sadar kemungkinan bagi mereka untuk menemukan para pemimpin sekte itu sangatlah tipis. Tapi dengan hanya memburu pengikut sekte itu sendiri cukup menguntungkan bagi para pemain. Dengan membunuh mereka, para pemain mendapatkan tidak sedikit keuntungan, salah satunya adalah equipment set untuk pemain tipe penyihir, yang pastinya memiliki harga yang mahal jika dijual di pelelangan.

Pada hari kedelapan event, pemimpin sekte kedua berhasil dibereskan. Tapi anehnya guild yang membereskannya adalah guild yang sama yang membereskan pemimpin yang pertama, yaitu Sacred Vow.

Hal ini membuat naluri Zein memperingatkannya bahwa sesuatu telah terjadi. Hari itu juga Zein pergi menemui broker informasi kenalannya, Chain.

Chain adalah salah satu dari sedikit teman yang dimiliki Zein. Zein sering membantunya melakukan pekerjaan, dan sebagai gantinya Zein sering mendapatkan informasi premium dengan harga yang cukup murah. Saat itu dia ingin mengkonfirmasi kecurigaannya.

Dan ternyata benar, Sacred Vow yang telah membereskan kedua pemimpin sekte itu bekerja sama dengan banyak pemain solo. Para pemain solo itu diminta untuk menginformasikan keberadaan pemimpin sekte itu kepada mereka jika menemukannya. Sebagai imbalannya, mereka akan mendapatkan uang yang cukup banyak. Zein hanya dapat tersenyum pahit mendengarnya. Tapi dia tidak dapat berbuat banyak, begitulah dunia bekerja.

Pada hari kesebelas, Zein berburu bersama timnya seperti hari-hari sebelumnya. Entah kenapa dia merasa hari ini pemimpin terakhir sekte itu akan ditemukan. Yang tidak dia duga adalah timnya yang akan menemukannya.

Setelah bertarung sengit dengan para pengikut sekte di sebuah gudang tua selama 10 menit, Zein dan timnya berhasil membereskan mereka. Setelah itu mereka mengumpulkan loot untuk kemudian dibagi sesuai kontribusi seperti beberapa hari terakhir. Tapi kali ini mereka menemukan lebih dari sekedar loot, salah satu anggota tim menemukan lubang yang tertutup sebuah papan kayu.

Jantung mereka berdetak kencang. Mereka mendapat firasat, di sana bersembunyi pemimpin ketiga. Tapi mereka harus memeriksanya terlebih dahulu. Maka mereka turun satu persatu. Saat itu adalah giliran Zein sebagai pemain front line yang harus turun lebih dulu dan memeriksa keadaan.

Saat turun, aroma tidak sedap langsung menyerang Indra penciumannya. Kegelapan menyambutnya, lorong itu sangat gelap hingga jari-jari tangannya sendiri tidak terlihat. Zein lalu menyalakan obor dan melemparkannya ke depan.

Nyala obor hanya menerangi radius beberapa meter, tapi itu cukup bagi Zein untuk memeriksa lorong itu. Lorong itu memiliki tinggi sekitar tiga meter dan lebar empat meter. Dinding lorong itu terbuat dari batu bata, begitu pula lantainya.

Setelah memastikan tidak ada pengikut sekte yang menjaga lorong tersebut, Zein memanggil para anggota timnya. Mereka lalu menyusuri lorong itu dengan sangat berhati-hati. Mereka tidak berani memegang obor lama-lama, takut akan menjadi sasaran serangan jarak jauh seperti panah. Mereka selalu melemparkan obor-obor mereka kedepan sejauh yang bisa mereka lakukan.

Setelah menyusuri lorong itu sejauh sekitar 500 meter, mereka melihat ujung lorong tersebut. Terdapat cahaya di ujung lorong, itu menunjukkan dugaan mereka hampir terkonfirmasi. Mereka semakin berhati-hati melangkah. Mereka lalu mematikan obor-obor mereka.

Kali ini anggota tim lain yang memeriksa ujung lorong. Setelah mengamati beberapa saat, dia kembali dan mengatakan bahwa ada 10 pengikut sekte dan sosok penyihir yang dia duga sebagai pemimpin sekte.

Mendengarnya, mereka mendiskusikan taktik yang sesuai. Diskusi berlangsung beberapa lama, tapi tidak terjadi kesepakatan antara mereka.

Melihatnya, Zein merasa curiga. Informasi yang dia dapatkan dari Chain akhirnya terlintas di kepalanya. Lalu ditatapnya anggota timnya yang selalu menolak rencana-rencana mereka.

Melihat Zein menatapnya dengan pandangan yang tajam dia merasa tidak nyaman. Lalu setelah Zein mengutarakan dugaannya, wajahnya menjadi pucat.

Kemarahan lalu menyebar di tim itu. Tanpa ragu mereka membereskan rekan mereka yang dicurigai. Setelah itu mereka menentukan taktik dengan cepat dan melakukan penyerangan.

Taktik mereka sederhana, mereka akan melakukan serangan kejutan kepada empat pengikut sekte yang berada dekat dengan lorong. Setelah mereka berhasil menyelesaikan mereka, tiga pemain akan menahan pemimpin sekte dan yang lainnya termasuk Zein akan berusaha menyelesaikan keenam pengikut sekte lainnya.

Rencana pertama berhasil, mereka berhasil menyergap keempat pengikut dan menghabisi mereka dalam waktu singkat.

Selanjutnya mereka mulai melakukan tugas masing-masing. Ketiga pemain dapat menahan pemimpin sekte bloodclaw itu untuk sementara waktu.

Sedangkan Zein dan yang lain bertarung mati-matian dengan keenam pengikut sekte itu. Mereka memerlukan waktu 10 menit untuk menyelesaikan keenam pengikut sekte bloodclaw. Dua orang pemain menjadi korban, jadi tim mereka sekarang tinggal tujuh orang.

Mereka lalu menyerang pemimpin sekte itu dengan perasaan yang cemas. Mereka takut guild Sacred Vow akan segera datang dan merampas hasil kerja keras mereka. Tapi mereka tidak punya pilihan lain, kecuali terus bertarung dan berharap semua selesai sebelum Sacred Vow datang.

Setelah bertarung selama lima belas menit, HP pemimpin sekte itu tinggal 5%. Tapi kondisi tim Zein tidak lebih baik. Dalam proses pertempuran satu pemain gugur dan yang lain tidak ada yang memiliki HP diatas 50%. Potion-potion mereka juga telah habis.

Tiba-tiba dari arah lorong, puluhan anak panah dan sihir menghujani tim Zein dan pemimpin sekte itu. Hal terakhir yang dilihat Zein adalah tubuh pemimpin sekte bloodclaw yang jatuh.

Setelah offline, Zein mendapatkan kabar dari Chain bahwa pemimpin sekte ketiga juga diambil Sacred Vow. Guild itu telah mendapatkan banyak poin kontribusi dan banyak Zira. Dia hanya dapat menggertakkan giginya dan mengepalkan tangannya.

Entah kenapa kenangan lamanya muncul kembali. Dan ini membuatnya berhenti berlari. Sambil menghela nafas panjang dia mencoba menenangkan perasaannya. Kemarahan, perasaan terhina, dan ketidakberdayaan ditekannya dalam-dalam ke sudut hatinya.

"Kali ini tidak akan sama. Aku akan memastikan hal tersebut. Aku jauh lebih kuat," Zein berjanji dalam hati.

***

Teng...

Teng...

Teng...

Bunyi peringatan terdengar di segala penjuru pengungsian.

Malam yang sunyi terpecah, para pengungsi yang sebelumnya tertidur terbangun. Banyak dari mereka yang belum sepenuhnya tersadar dan kepanikan menyebar dengan cepat seperti api yang membakar jerami kering.

Di tengah kepanikan yang melanda, sosok ber-armor warna cokelat berlari dengan cepat ke arah Selatan. Zein lalu mengeluarkan buckler dan helm pelindung dari Inventori dan memakainya.

Pengungsian itu tidak terlalu besar, dengan cepat Zein sampai di pinggir pengungsian. Di sana sudah berkumpul para penjaga. Jumlah mereka sekitar dua puluhan. Dia juga melihat Alan dan Giggs. Mereka sepertinya sedang menunggu sesuatu.

Zein langsung berlari ke arah mereka. Kedatangannya mengagetkan para penjaga. Melihat seseorang memakai armor set yang berbeda dengan mereka, salah seorang penjaga mengira Zein adalah musuh. Dia lalu mengayunkan pedangnya secara vertikal ke arah Zein.

Zein terkejut, tapi refleksnya sangat cepat, dengan bucker-nya dia menangkis serangan itu ke samping, lalu menjegal penjaga itu hingga dia jatuh tengkurap.

"Cukup tuan Zein! tolong maafkan dia. Mungkin dia tidak tahu siapa anda," Alan berteriak.

Zein lalu menjauhi penjaga itu yang masih dalam posisi tengkurap, "Saya tahu, karena itu saya tidak menggunakan pedang saya."

Semua penjaga tertegun melihat peristiwa yang sangat cepat itu, termasuk Giggs. Mereka baru sadar apa yang terjadi.

Tetapi, belum sempat mereka berbicara, bunyi beberapa langkah cepat datang dari hutan di depan mereka. Tiga orang penjaga berlari ke arah mereka.

Seorang penjaga yang berlari di depan berteriak dengan tersengal, "Orc! Mereka datang! Puluhan!"

Ding

[Misi penaklukan terpicu]

***