Redita melempar ponselnya ke atas tempat tidur. Perintah Elena yang menyuruhnya berhenti dari profesinya terus terngiang-ngiang dengan kencang pada telinganya. Ia tidak habis pikir mengapa kedua orang tuanya bisa dengan mudah merencanakan ini dan itu tanpa persetujuannya terlebih dulu. Sampai Redita menganggap kalau ia hanyalah sebuah boneka yang hanya bisa bergerak jika mereka mengulur dan menarik tali pada tangan dan kakinya. Redita membenci hal itu.
Redita sendiri tidak bisa melakukan apa yang ia inginkan. Hanya satu yang ia lakukan berdasar kata hatinya. Mencampakkan Radit kemarin menjadi sebuah pukulan tersendiri bagi wanita itu. Belum lagi, menghadapi Antony yang semakin agresif membuat ia makin tidak karuan.
Redita duduk di tepi ranjangnya. Saat ini ia sangat merindukan Venda hadir di sisinya. Ingin rasanya menceritakan kegalauan hati akibat menjadi putri seorang Merlin. Ia merasa kesepian. Tanpa sadar air matanya mengalir.