Setelah puas mencurahkan emosinya dengan menangis di depan Antony, Redita memalingkan wajahnya. Ia malu memperlihatkan matanya yang membengkak karena menangisi keadaan Antony. Kini pria itu benar-benar berada di depan matanya. Terbaring lemah memandang dengan penuh pesona senyuman yang bisa membuat wanita mana pun tergila-gila.
Redita melirik botol termos kecil yang ia genggam sejak tadi. Ia buru-buru menyeka air matanya lalu menaruh botol itu di atas nakas. "Ini susu hangat buatan Belinda. Dia menitipkannya kepadaku saat ia tahu aku akan pergi menjengukmu," katanya dengan suara datar.
Antony mengekor gerak lengan kurus Redita yang menaruh botol berisi susu hangat di atas nakas dan menaruh lengannya kembali di atas pahanya. Antony mengentuh hidungnya, mendengus lalu tersenyum kecil. Redita yang melihat reaksi Antony tampak bingung.