"Jud! Judy! Sayang!"
Venda menyusul sang suami yang memang sudah terlalu lama tidak juga kembali dari toilet untuk menghampirinya di ballroom hotel. Ponsel itu tidak juga terlepas dari daun telinganya. Venda terus menghubungi Judy, tapi panggilannya tidak juga diangkat. Langkahnya terhenti saat ia tiba di depan pintu toilet pria. Menoleh ke kanan dan kirinya, tidak tampak batang hidung pria lain di sekitar lorong yang menuju toilet ballroom itu. Suasananya terasa sangat lengang.
"Hemmp! Aneh sekali …. Mengapa sepi sekali di sini? Tidak adakah yang pergi ke toilet?" Venda mengerutkan keningnya bingung. Kedua tangannya berkaca di pinggang. Ia kemudian bergumam lagi, "Apa sebaiknya aku masuk saja?"
Belum sempat wanita itu melangkah, dia menoleh sesaat. Dari jauh terlihat Aron yang berjalan ke arahnya. Mafia Intel itu menghentikan langkah saat melihat Venda berdiri dengan cemas di depan pintu toilet.