"Argh.. Kurang ajar, Sean malah matiin telepon aku, Bu" gerutu Ben kesal.
"Sabar Ben, mungkin pulsa adikmu habis"
Ben menghela nafas dan langsung memberikan ponsel ibunya. Ben segera pergi ke kamar dan kembali mengurung diri. Sang ibu sangat bingung melihat keadaan Ben yang sangat emosian semenjak ia kehilangan Emma.
Padahal Ben juga tau jika Emma sudah memiliki calon suami, tapi Ben tetap tidak mau menyudahi rasa pemasarannya tentang Emma. Dan malah terus menerus ingin tau tentang Emma lebih jauh lagi.
Sementara itu Ben yang sudah berada di kamarnya langsung mengemasi barang-barangnya dan akan bersiap untuk pergi ke Jakarta keesokan harinya. Karena Ben tidak mau kehilangan moment dengan Emma lebih lama lagi. Kali ini Ben benar-benar harus mendapatkan Emma, karena Emma adalah semangat hidupnya.
