=Author POV=
"Athan?" gumam Ge. Dia kembali mengingat sosok pria berstelan jas kuning saat pengambilan sumpah dan kontrak darah. Benar. Dia telah meyakini dugaannya saat itu, memang rekan satu tim yang tidak baik bagi Ami.
"Kamu … apa kamu sedang merencanakan sebuah pemberontakan?" Ge menatap kedua manik mata Arlan yang nampak redup.
"Tidak, aku hanya sedang mencoba untuk menyelamatkan warga," sahut Arlan. Ia menyandarkan tubuhnya pada kursi dengan santai.
"Menyelamatkan warga? Itu bahkan terdengar seperti sedang ingin menyelamatkan dirimu sendiri! Lalu apa yang akan terjadi jika aku gagal melakukan itu?"
"Jika kamu gagal, maka nyawamulah yang akan menggantikannya. Begitu juga dengan nyawa ayahmu, saudaramu, juga Lila," sahur Arlan seraya mengamati pedangnya.
Ge sedikit tersentak mendengar ketua Pasukan Hijau itu menyebutkan nama kekasihnya. Tentu itu hal yang tidak boleh terjadi, karena bagaimanapun Lila tidak ada hubungannya dengan ini semua begitu juga dengan ayahnya.