=Ami POV=
Kuhirup dalam-dalam udara pagi yang menyejukkan rongga hidung hingga masuk ke paruku. Aku menyukai ini. Cahaya matahari yang hangat menyapa, memberikan kekuatan baru untukku.
Aku masih dapat mendnegar suara dengkuran ayah dan Jarel dari kamar belakang. Ibu dan Laya pun masih belum terbangun karena kami terlalu larut saat bercengkarama dengan Jarel. Terlalu banyak kisah yang ia sampaikan, membuatku seperti ingin menuliskannya untuk menjadi sebuah novel.
Aku keluar dengan membuka perlahan pintu yang sudah diperbaiki. Aku ingat, dahulu pintu itu sangat berisik hingga membuat orang terkejut.
Ayah menanyakan kabar bang Arlan kemarin, aku belum bisa memberikan jawaban karena akupun belum bertemu dengannya setahun terakhir. Di rumahku, masih ada beberapa pakaian miliknya dahulu. Ada juga barang-barang milik Elvano, juga milik Sam yang masih belum diambil oleh Ge. Padahal, dia bilang dia ingin menyimpannya sebagai kenang-kenangan.
Huhh.