=Ge POV=
Aku masih tidak habis pikir kalau dia akan pergi tanpa berpamitan padaku. Tidak meninggalkan jejak apapun, hal itu membuatku sangat terluka. Aku merasakan sesak di dadaku. Bisa-bisanya, ada kejadian lain memuakkan disaat aku masih memikirkan masalah yang tidak pernah berakhir.
Aku kembali meneguk coklat yang tidak lagi panas. Aku masih di sini, diatas kursi panjangku nan empuk sejak beberapa jam lalu. Kini matahari sudah tinggi, aku bahkan belum memejamkan kedua mataku untuk istirahat. Aku dapat merasakan penatnya, namun tidak dapat terpejam walau sebentar. Semua masalah seolah berebut untuk membuatku gila.
Argh! Aku membenci ini.
