=Ami POV=
Laya menarikku mundur agar berjalan melambat dan agak jauh dari paman Bano.
"Apa ini tidak aneh?" bisiknya. "Kenapa tiba-tiba paman Bano bercerita tentang masa lalu? Juga apakah kamu tidak penasaran kenapa dia berhenti bekerja di Gedung Kuning? Lalu kenapa beliau tinggal disini, bukankah dia warga Distrik 25?"
"Bukankah sudah jelas karena dia ingin berkebun?" jawabku yang juga sambil berbisik.
"Ini aneh!" ujar Laya.
Jarel yang mengetahui langkah lambat kami segera berbalik. Dia memanggil dan meminta kami untuk segera menyusul karena sudah cukup jauh tertinggal.
Paman Bano menawarkan tempat tinggal untuk kami. Beliau bilang, rumahnya cukup untuk kami berlima. Beliau juga bilang kalau kami harus menyelesaikan hal yang sudah kami mulai. Mulanya aku tidak paham, namun Jarel mehela napas panjang dan memijat tengkuknya membuatku sedikit mengerti.