=Ami POV=
Kami masih mengobrol di dalam rumah, aku mendengar ada suara langkah kuda berhenti di depan rumah. Kami segera melengok, itu adalah Evin kecil dengan kuda hitamnya yang nampak familiar denganku.
Bocah itu turun dan menghampiri Diandra. Dia sangat manis, memberikan tepukan pelan untuk bocah perempuan itu di bahunya.
"Kamu harus baik-baik saja. Ibumu tidak akan menyukai kamu sedih dan menjadi lemah," ujar Evin.
Beruntung aku memiliki ketajaman pendengaran diatas rata-rata. Aku dapat mendengar beberapa potong percakapan mereka. Bocah laki-laki itu juga memberikan setangkai bunga mawar kuning untuk Diandra.
"Tersenyumlah. Ayo bermain bersama Netha. Dia dan ibu sedang membuat kue di rumah," ajaknya.
Aku tersenyum meliat mereka. Aku belum pernah melihat pria bermanik mata merah itu bersikap manis manis.
Yang kuingat dari sosok Evin hanyalah perangainya yang ramah, namun sikapnya yang kasar.