=Ami POV=
"Aku akan mundur dari posisiku. Benar, katamu. Aku sudah sangat lemah untuk menjalankan dua fungsi sekaligus. Aku akan menyerahkannya kepada yang lebih mampu. Aku akan mengumumkannya di hadapan kalian semua, agar kalian para penyusup juga mengetahuinya hingga tidak akan ada kesalahpahaman lagi di kemudian hari."
Presiden lalu diam. Beliau tidak melanjutkan kalimatnya hingga cukup lama, seperti sedang meunggu waktu yang tepat.
Aku menoleh bang Arlan, dengan sedikit berbisik aku bertanya, "Kalian sudah banya berbincang tadi?" tanyaku penasaran.
"Sedikit. Hanya tentang kematian Cloud, tuan Laso dan kemarahanku yang terpendam," sahutnya dingin.
Hal itu sungguh membuatku kesal, tetapi cukup lega karena matan ketua pasukan hijau dapat mengendalikan situasi saat bersama dengan presiden hingga membuat beliau tidak lagi geram dengan kehadiran para penyusup.